Menuju konten utama

24 Hektare Lahan Sawah di Kabupaten Tangerang Terendam Banjir

DPKP Kabupaten Tangerang melaporkan 24 hektare lahan sawah terendam banjir di empat desa dengan dua wilayah kecamatan, yaitu Jayanti dan Kresek.

24 Hektare Lahan Sawah di Kabupaten Tangerang Terendam Banjir
Lahan sawah di wilayah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (5/1/2023) terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi dan luapan aliran sungai setempat. (FOTO ANTARA/Azmi Samsul Maarif)

tirto.id - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, melaporkan 24 hektare lahan sawah di wilayahnya terdampak banjir. Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengatakan banjir terjadi akibat intensitas hujan tinggi dan meluapnya aliran kali setempat.

"Area yang terendam ini imbas dari banjir yang melanda wilayah Kresek dan Jayanti. Ini yang menyebabkan beberapa area persawahan milik petani di daerah terendam banjir," kata Asep Jatnika dikutip dari Antara, Jumat (6/1/2023)

Asep menjelaskan 24 hektare lahan sawah yang terendam banjir itu berada di empat desa dengan dua wilayah kecamatan, yaitu Jayanti dan Kresek.

DPKP Kabupaten Tangerang mencatat di Kecamatan Kresek, banjir merendam area sawah seluas lima hekare di Desa Koper dan delapan hektare di Desa Pasir Ampo.

"Sedangkan di Kecamatan Jayanti yaitu di Desa Cikande seluas lima hektare dan di Desa Pasir Gintung nya ada tujuh hektare lahan sawah terendam banjir," katanya.

Berdasarkan hasil pencatatan petugas penyuluh di lapangan, usia tanam padi yang terendam banjir itu di kisaran umur 7 sampai 20 HST. Sedangkan untuk masa tanam padi yang berada di wilayah Jayanti 25 sampai dengan 35 HST.

"Data sementara hasil monitoring petugas kami di lapangan jumlah persawahan yang terendam banjir ada 24 Ha di wilayah Kresek dan Jayanti, laporan yang kami terima kemarin tanggal 3 Januari 2023," katanya.

DPKP Kabupaten Tangerang saat ini masih melakukan monitoring di area persawahan yang terendam banjir, yaitu menganalisa dan menghitung jumlah sawah yang terendam banjir.

Selanjutnya, DPKP melakukan perhitungan jumlah kerugian lahan sawah yang masuk dalam kategori fuso. Dengan begitu, DPKP bisa mengetahui berapa banyak petani yang akan diberi batuan benih untuk meringankan kerugiannya.

"Petugas kami baik penyuluh pertanian dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan akan selalu pantau kondisi terkini," demikian Asep Jatnika.

Baca juga artikel terkait BANJIR TANGERANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan