tirto.id - Bau sangit masih tercium ketika saya memasuki lantai dasar mal Pejaten Village, Jakarta Selatan, pagi tadi (14/11/2018) sekitar pukul 10. Tidak ada pemeriksaan barang bawaan seperti biasa. Sebagian penyewa masih membuka gerai.
Berbagai pakaian, perhiasan, jam tangan, alas kaki, masih terpajang rapi di balik kaca. Lampu benderang menyinari gerai-gerai tersebut.
Empat eskalator sekitar 40 meter di hadapan saya mati. Siapa pun yang hendak menuju lantai 1 dan 2 harus menaiki tangga.
Ada 10 gerai di lantai 1 yang tidak menyala lampunya. Begitu juga dengan lantai 2. Gelap masih menyelimuti sebagian area tersebut. Pengunjung sempat memotret dan merekam lantai yang gelap.
Selasa malam (13/11) kemarin, sekitar pukul 20.30, asap membumbung dan menyelimuti Pejaten Village. Panel listrik korslet dan menimbulkan api. Gerai yang lampunya tak menyala adalah yang terdampak langsung kebakaran.
“Api hanya terpusat di ruang panel yang ada di GF. Namun, asap memenuhi seluruh area gedung [bagian dalam gedung],” ujar Corporate Public Relation Lippo Malls, Nidia N. Ichsan, ketika saya temui di lokasi.
Petugas yang berdinas saat itu bergerak cepat ke ruang panel. “Petugas kami memadamkan api tersebut,” imbuh Nidia. Pemadam kebakaran datang menyisir titik api dan membantu mengeluarkan asap.
Sebanyak 18 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Beruntung si jago merah belum menjalar ke mana-mana. Petugas cuma butuh waktu 10 menit untuk memadamkan api. Meski begitu asap tetap menyelimuti area dalam Pejaten Village hingga tengah malam.
Hari ini, kata Nidia, manajemen Pejaten Village mulai membenahi suplai listrik agar dapat menerangi gerai dan area yang masih gelap. “Target kami perbaikan saluran listrik selesai hari ini. Kami sudah berkoordinasi dengan penyewa [tenant] untuk perbaikan,” ujar dia.
Meski suplai listrik sedang diperbaiki, mal tetap beroperasi seperti biasa. Tidak ada yang berbeda seperti sebelum kebakaran.
Ada satu lorong di lantai GF yang menuju ke toilet ditutup dan dijaga petugas keamanan. Tiga petugas kebersihan sedang membersihkan serta mengeringkan lantai. Menurut Nidia, itu adalah lorong menuju ke ruang panel.
Taufan Andika adalah salah seorang staf gerai alat dan pakaian olahraga yang tempat kerjanya terkena dampak kebakaran. Taufan tidak membuka penuh teralis tokonya, hanya seperempat bagian yang dibiarkan terbuka.
Ia mengatakan jika ada barang yang bau karena kena asap, maka manajemen bersedia menerima laporan.
“Saya data dulu barang-barang yang terdampak bau, nanti dilaporkan ke manajemen mal,” ujar dia.
Nidia mengatakan laporan itu dalam rangka ganti rugi. “Ganti rugi barang kalau sudah ada laporan dari toko,” jawab dia. Namun hingga kini ia belum menerima laporan yang dimaksud.
Matahari Department Store adalah salah satu toko yang terdampak asap paling parah. Ketika saya memasuki toko itu, para pekerja baru selesai mengepel lantai. Belum ada pendataan sama sekali.
Para pekerja sedang berjaga ketika saya datang. Mereka beraktivitas seperti biasa. Melayani pengunjung, juga berceloteh. Tidak ada yang bersedia saya wawancarai soal kebakaran kemarin malam.
Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Jumlah kerugian pun belum dikalkulasi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Rio Apinino