Menuju konten utama

12 Sinema Indonesia Diputar di Festival Film Tokyo

Festival Film Internasional Tokyo memberikan apresiasi terhadap perfilman Indonesia dengan menayangkan dua belas film karya sineas Tanah Air. Film-film yang dipilih banyak membahas soal gender, agama, etnis, dan berbagai implementasi cinta dalam kehidupan.

12 Sinema Indonesia Diputar di Festival Film Tokyo
Pemeran Ini Kisah Tiga Dara Shanty (kiri), Tatyana Akman (tengah), Tara Basro (kanan), berfoto bersama sebelum konfrensi pers film tersebut di Jakarta, Jumat (19/8). Film drama musikal Indonesia yang diambil dari inspirasi film klasik karya Usmar Ismail tahun 1956 tersebut akan tayang perdana pada 1 September 2016. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Indonesia mendapatkan tempat spesial dalam Tokyo International Film Festival (TIFF) 2016 yang rencananya digelar pada 25 Oktober – 3 November 2016 nanti. Sebanyak dua belas film Indonesia akan diputar di TIFF dalam dua program berbeda, yaitu CROSSCUT ASIA #03: Colorful Indonesia dan Asian Future.

Satu-satunya film Indonesia dalam program Asian Future adalah Salawaku (2016) garapan Pritagita Arianegara. Film ini berkisah tentang perjalanan Salawaku, seorang bocah berumur 10 tahun asal Maluku, mencari kakak perempuannya yang hilang.

Sementara dalam Crosscut Asia, ada sebelas film nusantara yang akan unjuk gigi. Sutradara Teddy Soeriaatmadja mendominasi daftar dengan tiga filmnya yaitu Lovely Man (2011), Something in the Way (2013), dan About a Woman (2014). Kemudian, dilansir dari Antara pada Senin (26/9/2016), ada pula film dari Riri Riza berjudul Athirah (2016) yang diadaptasi dari novel biografi ibunda Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang ditulis oleh Alberthiene Endah.

Dua film juga akan menjalani premier internasionalnya di TIFF yaitu Cado Cado: Doctor 101 (2016) garapan Ifa Isfansyah dan Ini Kisah Tiga Dara (2016) arahan Nia Dinata.

Selain itu, Crosscut Asia juga menayangkan Filosofi Kopi (2015) arahan Angga Dwimas Sasongko, Sendiri Diana Sendiri (2015) yang dibuat oleh Kamila Andini, Fiksi (2013) besutan Mouly Surya, dan Someone's Wife in the Boat of Someone's Husband (2013) garapan sutradara Edwin.

Satu film dari legenda perfilman Indonesia, Usmar Ismail, juga akan ambil bagian. Film Lewat Djam Malam (1954) karya Usmar yang telah direstorasi di Singapura pada tahun 2012, bakal diputar secara perdana di hadapan publik Tokyo dalam TIFF mendatang.

Film-film yang tampil di program Crosscut Asia dipilih karena tema-temanya yang relevan dan dekat dengan kehidupan masyarakat modern. Di antaranya membahas soal gender, agama, etnis, dan berbagai implementasi cinta dalam kehidupan. Pada dua edisi sebelumnya, program hasil kerjasama Japan Foundation Asia Center dan TIFF ini menampilkan film-film asal Thailand dan Filipina.

Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Film
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari