tirto.id - Strict Parents adalah pola didik orang tua yang terlalu kaku, serta sulit memberi pengecualian untuk peraturan yang sudah mereka buat terhadap anak.
Orang tua umumnya mempunyai aturan yang harus ditaati oleh anak-anak, untuk mendidik serta membiasakan kebaikan. Jika Anda sulit bernegosiasi serta punya daftar peraturan yang sangat panjang serta kaku, itu salah satu ciri dari strict parents.
Tidak punya selera humor serta tidak memberi dispensasi dalam penerapan aturan, juga ciri lain dari strict parent. Jika anak melanggar aturan, hukuman sudah siap diberikan.
Very Well Family melansir, akibat pola didik tersebut anak cenderung berbohong untuk menyembunyikan kebenaran, karena takut dengan konsekuensi yang akan mereka terima.
Ketahui 10 Ciri Strict Parents
Ada beberapa ciri strict parent yang dapat dideteksi, di antaranya,
1. Tidak bertoleransi
Walau peraturan sudah dibuat dan anak harus mentaatinya, namun penting juga mengetahui bahwa selalu ada pengecualian dalam setiap aturan. Dari pada bersikap otoriter, orang tua disarankan untuk mau melakukan evaluasi bersama anak sebelum menjatuhkan hukuman.
2. Anak sering berbohong
Anak terkadang melakukan kebohongan kecil, namun hal itu masih dapat diterima. Tetapi jika orang tua melakukan pendisiplinan yang terlalu keras, anak akan belajar untuk jadi pembohong yang baik agar tidak dihukum.
3. Memiliki peraturan yang sangat banyak
Di antara teman-temannya, anak Anda memiliki larangan dan aturan yang paling panjang serta ketat. Banyaknya aturan tersebut cermin dari tingginya harapan Anda terhadap anak.
4. Tidak sabar terhadap lelucon
Kebanyakan anak menyukai bersikap konyol dan membuat lelucon. Jika Anda sebagai orang tua tidak sabar dengan lelucon dari anak, itu tanda Anda strict parent. Padahal tidak apa bersenang-senang sesekali serta menikmati momen kebersamaan.
5. Benci melihat ketidakdisiplinan orang lain
Strict parent sering sebal dengan cara nenek mendidik cucunya dengan penuh toleransi, atau cara guru bijak memaafkan kelakukan para murid.
6. Waktu bermain anak hanya sedikit
Strict parent akan membuat jadwal kegiatan anak dengan ketat, sehingga waktu bermain yang dimiliki anak sangat sedikit.
7. Sering mengomel
Anda terlalu sering mengomeli kesalahan anak, atau selalu memberi tahu kapan harus melakukan sesuatu. Hasilnya, mereka tidak belajar untuk melakukan sesuatu sendiri.
8. Sering memerintah
Sering memberikan perintah pada anak untuk melakukan berbagai hal, mulai dari hal kecil hingga kewajiban anak. Anak pada akhirnya akan mengabaikan. Berilah perintah untuk hal penting, agar anak paham bahwa itu harus dituruti.
9. Tidak memberi kebebasan
Orang tua tidak memberi kebebasan pada anak untuk melakukan apa yang anak sukai. Misalnya, membersihkan tempat tidur dulu lalu mandi. Padahal anak lebih suka mandi dulu baru membersihkan tempat tidur.
10. Memuji hasil, bukan usaha
Orang tua yang selalu menuntut anak mendapat nilai 100, akan kurang menghargai nilai 80 dengan hasil jujur. Mereka tidak peduli anaknya menyontek untuk nilai 100 itu.
Dampak Didikan Strict Parents pada Anak
Didikan dari strict parent pasti akan memberikan dampak terhadap perkembangan anak. Berikut ini beberapa contoh dampak yang mungkin dapat dialami, seperti dilansir laman Psych2go di bawah ini:
1. Selalu mengkritik diri sendiri
Didikan strict parent membuat anak besar dengan kritikan serta sering disalahkan. Hasilnya, anak mungkin akan merasa tidak pernah melakukan suatu hal dengan benar. Ia selalu takut disalahkan atau dikritik, sehingga dalam hatinya akan menyalahkan diri sendiri sebelum orang lain melakukannya.
Saat dewasa, ia mungkin mudah merendahkan diri serta meminta maaf pada segala hal yang ia lakukan. Ia mudah menunjukkan kekurangannya kepada orang lain.
Mengkritik diri sendiri adalah strategi untuk melindungi diri dari kritikan orang lain. Anak ini akan lebih keras kepada dirinya sendiri dibanding orang lain.
2. Kurang percaya diri dan tidak menghargai diri sendiri
Kurang menghargai diri sendiri serta kurang percaya diri adalah dampak lain dari strict parent. Hal ini karena ekspektasi orang tua yang tinggi. Jika Anda tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut, maka Anda menilai diri sendiri buruk.
Padahal bukan salah Anda jika ekspektasi orang tua terlalu tinggi dan tidak realistis, sementara Anda sendiri punya kemampuan berbeda.
3. Pandai berbohong
Aturan yang ketat membuat anak belajar untuk berbohong. Ini karena mereka takut pada hukuman dan amarah orang tua, jika tidak mampu mentaati peraturan.
4. Pemberontak
Penelitian mengungkap bahwa anak-anak yang dididik dengan pola asuh keras justru menghasilkan anak yang memiliki masalah perilaku. Mereka belajar untuk bersikap agresif, memberontak, penuh amarah, serta impulsif ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang mereka inginkan.
Anak juga mungkin akan mencoba melarikan diri, bahkan tergoda melakukan tindakan beresiko untuk melanggar aturan, misalnya dengan narkoba.
Jika Anda juga kadang tergoda untuk melanggar peraturan, ini bisa jadi pelarian dari masa kecil yang penuh larangan. Seperti mendapat kebebasan usai dikekang dan dikurung.
5. Kesedihan
Pola asuh ketat sedikit banyak berdampak terhadap kesehatan mental. Penelitian juga menunjukkan anak dengan pola didik keras, cenderung mengalami gejala depresi dan tidak bahagia.
Jika Anda lebih banyak merasakan sedih, cemas, putus asa, lelah, bosan terhadap pola asuh Anda, mungkin itu merupakan gejala depresi. Beberapa negara dengan disiplin serta pola asuh keras terhadap anak, rentan terhadap percobaan dan keinginan bunuh diri. Misalnya Hong kong, Australia dan Jepang.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari