Menuju konten utama

10 Pusat Pelatihan Olahraga akan Dibangun, Hambalang Salah Satunya

Pembangunan 10 pusat pelatihan olahraga ini sebagai bagian dari pembenahan besar olahraga Indonesia.

10 Pusat Pelatihan Olahraga akan Dibangun, Hambalang Salah Satunya
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali mengikuti rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

tirto.id - Pemerintah berencana membangun 10 sentra olahraga di Indonesia untuk pengembangan olahraga Indonesia di masa depan. Salah satunya yakni pemerintah akan kembali menghidupkan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang dalam rencana pengembangan atlet tersebut.

Usai rapat terbatas tentang Desain Besar Olahraga Nasional dan persiapan pelaksanaan PON 20 dan Papernas 16 di Papua di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (15/3/2021), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah membuat rencana besar atau grand design pengembangan olahraga Indonesia.

Rencana itu berasal dari hulu ke hilir ini berdasarkan aspirasi dari akademisi, praktisi hingga daerah. Dari rencana besar itu, ia memastikan langkah pertama adalah dengan membangun sentra pemusatan latihan selain penguatan kebugaran untuk para atlet olahraga.

"Kami merencanakan akan membuat 10 sentra pemusatan latihan di beberapa daerah," kata Amali.

Amali tidak merinci daerah mana yang menjadi lokasi pembangunan sentra tersebut. Akan tetapi, pembangunan kebugaran masyarakat dan pemantauan talenta akan dimulai dari sekolah dasar dan tingkat SMP. Kemudian, pengembangan atlet akan dilanjutkan di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) yang berada di Cibubur.

Tidak hanya pembangunan sentra pusat pelatihan, Zainuddin juga berencana mengembangkan kawasan Hambalang, Jawa Barat. Ia menyebut, Hambalang dapat digunakan untuk pusat pelatihan atlet yang siap bertanding.

"Nanti juga kita sedang mempertimbangkan untuk bisa melihat Hambalang menjadi tempat untuk sentra atlet senior dan atlet atlet kita yang sudah siap untuk bisa bertanding," kata Amali.

Ia menjelaskan, pembinaan sengaja dilakukan sejak muda. Ia mengacu pada hasil studi bahwa pengembangan talenta olahraga memerlukan waktu lama dan harus disiapkan dari dini.

"Ini adalah rangkaian panjang sebab untuk sebuah prestasi menurut para pakar minimal dibutuhkan waktu 10 tahun atau kira-kira 10 ribu jam untuk bisa menuju prestasi," kata Amali.

Presiden Jokowi memang meminta sejumlah hal dalam pengembangan olahraga kepada Amali selaku Menpora pada perayaan Hari Olahraga Nasional ke-37 pada 9 September 2020 lalu. Ia meminta agar Amali memperbaiki kondisi perolahragaan Indonesia yang tidak kunjung menorehkan prestasi secara optimal di tingkat dunia.

"Kalau kurang calon pasti yang salah adalah manajemennya bukan kekurangan bakatnya. Oleh karena itu sistem pembinaan atlet nasional sekali harus di-review total," kata Jokowi kala itu.

"Saya minta berapa Menpora untuk segera mengajak semua pihak yang terkait untuk merancang ulang sistem pembinaan atlet kita secara besar-besaran dan segera melaporkan hasilnya kepada saya," lanjut Jokowi.

Baca juga artikel terkait PENGEMBANGAN OLAHRAGA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Olahraga
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto