tirto.id - Ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum donor darah untuk pertama kalinya. Ini termasuk syarat donor darah, persiapan sebelum donor hingga efek samping yang mungkin timbul setelah donor.
Informasi-informasi tersebut tentu perlu diketahui oleh pendonor pemula untuk mempersiapkan diri sebelum mendonorkan darahnya.
Di Indonesia kegiatan donor darah bisa dilakukan di posko Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat. Jelang peringatan Hari Palang Merah Internasional 2023, tentu kegiatan donor darah akan dibuka di berbagai titik di Indonesia.
Momen ini tentu dapat dimanfaatkan bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan donor darah. Darah yang didonasikan akan sangat berguna bagi ketersediaan pasokan darah di pelayanan kesehatan dalam negeri.
Apa lagi jumlah darah yang dibutuhkan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jumlah kebutuhan darah di Indonesia mencapai 5,1 juta per tahun.
10 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Donor Darah Pertama Kali
Bagi orang yang pertama kali melakukan donor darah, ada 10 hal yang harus diketahui dan diekspektasikan saat melakukan donor, sebagai berikut:
1. Pendonor wajib memenuhi syarat donor darah
Setiap pendonor akan dicek kondisi kesehatannya sebelum melakukan donor darah. Hal ini dilakukan agar pendonor dan darah yang didonorkan tetap sehat dan aman.
Dikutip dari laman resmi PMI, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi pendonor untuk bisa donor darah, yaitu:
- pendonor berusia minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun;
- bagi pendonor remaja sudah memperoleh izin tertulis dari orang tua;
- pendonor harus memiliki berat minimal 45 kilogram (kg);
- suhu tubuh pendonor harus normal, yaitu 36,6-37,5 derajat Celcius;
- tekanan darah pendonor harus berada di angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik;
- saat pemeriksaan denyut nadi pendonor harus sekitar 50-100 kali per menit;
- kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl untuk wanita, dan minimal 12,5 gr/dl untuk pria;
- pendonor tidak menderita hipertensi, Hepatitisa B dan C, HIV, atau sedang hamil;
- pendonor tidak pernah menggunakan narkoba.
2. Jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi
Sebelum dan setelah donor darah, pendonor sebaiknya mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makan makanan bergizi.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pendonor disarankan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi. Hal ini karena tubuh membutuhkan zat besi untuk membangun sel darah baru yang hilang.
Makanan yang tinggi zat besi bisa berupa produk hewani, sayur, dan buah. Beberapa jenis makanan yang tinggi zat besi termasuk daging merah, ikan, daun bayam, kankung, aprikot, telur, brokoli, dan kacang-kacangan.
3. Jumlah air yang harus diminum
Pastikan jumlah kebutuhan air harian terpenuhi sebelum dan sesudah donor darah. Menurut RSIA Provinsi Aceh, air berfungsi untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan membuat darah yang dihasilkan tubuh lebih banyak.
Oleh karena itu, sebisa mungkin mencukupi jumlah kebutuhan air harian. Dikutip dari Mayo Clinic, jumlah cairan yang sebaiknya dikonsumsi per hari, yaitu sekitar 2,7 liter untuk wanita dan 3,7 liter untuk pria.
4. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan
Sebelum dan setelah donor darah, pendonor sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Masih menurut RSIA Provinsi Aceh, ini termasuk mengangkat beban atau olahraga berat lainnya.
Kegiatan fisik terlalu berat dapat membebani stamina tubuh yang dapat memengaruhi kondisi setelah donor darah. Hal ini dapat menyebabkan penderita lebih mudah pusing dan lemas setelah donor darah.
5. Tidur cukup di malam hari
Selain menghindari aktivitas fisik yang berat, pendonor juga disarankan mendapatkan tidur cukup sebelum dan setelah donor darah.
Orang dewasa umumnya memerlukan waktu 7 - 8 jam tidur sehari. Namun, setelah donor orang dewasa disarankan untuk tidur sekitar 8 - 9 jam sehari untuk mengembalikan stamina.
6. Jangan lupa sarapan
Pendonor sangat disarankan untuk sarapan sebelum melakukan donor darah. Sarapan sebaiknya dikonsumsi dalam 3 - 4 jam sebelumnya.
Sarapan disarankan untuk membantu menjaga kadar gula darah pendonor agar tetap berenergi. Pastikan mengonsumsi makanan yang sehat saat sarapan.
Hindari konsumsi kopi, soda, cokelat, atau makanan lainnya yang dapat menghambat penyerapan zat besi saat sarapan.
7. Jenis pakaian yang sebaiknya digunakan
Pakaian yang sebaiknya dikenakan oleh pendonor saat donor darah adalah pakaian yang longgar dan nyaman.
Sebaliknya, hindari pakaian yang terlalu ketat seperti celana jeans atau kaus tangan berlengan ketat. Pakaian yang terlalu ketat dapat menyulitkan proses pengambilan darah.
8. Butuh waktu sekitar 10 menit
Pendonor mungkin akan bertanya-tanya berapa normalnya waktu yang diperlukan untuk mendonor darah. Dikutip dari Medical News Today, umumnya proses pengambilan darah hanya butuh waktu sekitar 10 menit.
Satu kantong darah umumnya berkapasitas 470 cc dan tidak memerlukan waktu lama untuk mengisinya. Namun, jika kantong darah yang diambil memiliki kapasitas lebih banyak, maka mungkin proses pengambilan darah butuh waktu lebih lama.
Namun, pendonor sebaiknya meluangkan waktu sekitar 15 - 30 menit. Hal ini karena pendonor masih harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan antre saat melakukan donor darah.
9. Efek samping yang mungkin timbul
Donor darah adalah prosedur yang aman, meskipun memang ememiliki risiko efek samping. Namun, risiko efek samping yang timbul dari donor darah tergolong ringan.
Dikutip dari Lifeblood, efek samping yang paling sering dialami pendonor setelah donor darah adalah timbulnya memar kecil bekas suntikan dan lemas. Hal ini normal dan bisa membaik dalam beberapa jam.
Sementara itu, pada efek samping yang jarang terjadi seseorang mungkin mengalami iritasi, lengan nyeri, bengkak, reaksi alergi, hingga pingsan. Namun, efek samping ini hanya terjadi pada 1:100 hingga 1:10.000 kasus.
10. Manfaat kesehatan jika dilakukan secara rutin
Donor darah tidak hanya berkontribusi dalam pemenuhan pasokan ketersediaan darah lokal, tetapi juga meningkatkan kesehatan.
Masih menurut Kemenkes, jika dilakukan secara rutin kegiatan donor darah dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung hingga mempromosikan penurunan berat badan.
Selain itu, tes darah rutin yang biasa dilakukan saat donor darah juga membantu pendonor mendeteksi adanya penyakit serius pada tubuh. Donor darah bisa diulang dalam jeda 120 hari atau 3 bulan sekali.
Editor: Yantina Debora