tirto.id - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengungkapkan, implementasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Thailand. Hal ini terlihat dari tingkat nilai kesiapan Indonesia terhadap penggunaan AI berdasar data Oxford Insight yang berada pada posisi ke-42 di dunia, dari hampir 200 negara yang masuk dalam daftar. Adapun Malaysia dan Thailand masing-masing berada di peringkat 23 dan 37.
“Tetangga-tetangga kita lainnya seperti Malaysia, Thailand misalnya, sudah lebih siap dalam yang namanya menyambut AI. Kalau kita lihat Government AI Readiness Index tahun 2023, kita masih di posisi 42. Bayangin Indonesia masih di posisi 42, masih di bawah kedua negara yang namanya Malaysia ataupun Thailand,” ujar Arsyad dalam acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day, di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Arsjad pun menyayangkan ketidaksiapan Indonesia dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan ini di berbagai sektor ekonomi. Ia beralasan, pemanfaatan AI diramal bisa meyumbang 12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2030 mendatang. Selain itu, AI juga merupakan salah satu kunci untuk menciptakan industri yang lebih berdaya saing.
“Dan pada akhirnya, mencapai yang di mana dicita-citakan kita bersama, yaitu pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujar dia.
Sementara itu, untuk menciptakan industri yang lebih berdaya saing, KADIN Indonesia berkomitmen untuk beradaptasi dengan pengembangan teknologi, termasuk AI. Tidak hanya itu, saat ini pun asosiasi pengusaha ini juga tengah berproses untuk membuat tim kerja (task force) trusted AI.
Ke depan, kata Arsyad, tim kerja ini akan melakukan advokasi kepada pemerintah untuk mengembangkan dan memonitor perkembangan industri AI. Selanjutnya, task force juga bakal menjadi platform untuk mengajak pelaku AI untuk bersama-sama mengembangkan AI, serta mengembangkan talent AI itu sendiri.
“Saat ini Kadin Indonesia juga sedang menyusun white paper usulan strategi atau pun arah pembangunan ekonomi Indonesia 2025-2029. Bersamaan dengan white paper ini kita juga sedang membuat suatu trusted AI berupa chatbox, seperti yang namanya Chat GPT, sebagai pelengkap white paper ini,” kata Arsjad.
Di dalam chatbox ini, pengguna bisa mendapatkan data ekonomi dan regulasi dari berbagai sumber. Data-data tersebut akan digabungkan pula dengan berbagai rekomendasi, strategi, serta analisis dari white paper.
“Lalu dikurasi, sehingga informasinya semuanya valid dan kita kembangkan di suatu platform chatbox melalui AI dan ini nantinya akan dimanfaatkan oleh yang namanya pembuat kebijakan,” imbuh Arsjad.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher