Menuju konten utama

Zulhas Ingin India Jadi Contoh Jaga Kestabilan Harga Bahan Pokok

Zulhas mengatakan Indonesia perlu berkaca pada India yang bisa memanfaatkan teknologi dalam menstabilkan harga bahan pokok.

Zulhas Ingin India Jadi Contoh Jaga Kestabilan Harga Bahan Pokok
Petani menata bawang merah yang baru saja dipanennya di Desa Langaleso, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (31/5/2021). ANTARAFOTO/Basri Marzuki/hp.

tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan Indonesia perlu berkaca pada India yang bisa memanfaatkan teknologi sehingga tak ada harga bahan pokok yang mengalami naik dan turun secara tajam.

Zulhas memberi contoh harga cabai di India yang bisa stabil karena adanya sistem pengolahan untuk mengeringkan cabai bila mengalami stok yang berlebih. Begitu pun dengan bawang merah, menurut Zulhas Indonesia bisa menerapkan cara seperti di India sehingga bisa mengantisipasi harganya yang anjlok.

"Saya baru pulang dari India, di India enggak ada harga anjlok, dia punya teknologi kalau panen cabe kelebihan dia keringkan, cabenya diambil. Jadi dia bisa bertahan tahunan. Saya kira bawang juga bisa dimacam-macam olah," ucap Zulhas di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Soal inovasi teknologi yang dikembangkan di India dalam menjaga kestabilan harga bawang merah, Zulhas menyebut dalam waktu dekat ini ia ingin berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita soal pengadaan teknologi tersebut.

"Kami memang harus dalam waktu dekat bicara dengan Menteri Perindustrian," ungkapnya.

Sebelumnya, Petani mengeluhkan harga bawang merah yang merosot mencapai Rp9000 hingga Rp11.000. Terkait hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengklaim pihaknya akan melakukan langkah mitigasi untuk menstabilkan harga bawang merah.

Arief menuturkan, langkah pertama yaitu menyiapkan offtaker atau pengumpul hasil produksi masyarakat, mulai dari BUMN maupun swasta untuk membantu para petani.

"Petani, peternak masyarakat silahkan bercocok tanam BUMN yang disiapkan untuk offtaker. BULOG dan Id food sekarang sudah dapat Rp1 triliun tambahan upaya pangan lebih tertata untuk serap," kata Arief saat sidak di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah melakukan ekspor ke Asia Tenggara. Tujuannya untuk menjaga harga di tingkat petani.

"Jadi jangan ragu-ragu ekspor, kalau ekspor teman-teman offtaker sudah tahu negara mana saja yang mau ekspor biasanya Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam ini sudah jalan," bebernya.

Direktur Stabilisasi dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono menuturkan, anjloknya harga bawang merah didukung terjadinya panen raya se-Indonesia.

"Hari ini sedang panen raya bawang merah serempak se Indonesia. Terutama di sentra produksi kalau Sumatera di Solok, Jawa [di] Jateng sentra Brebes, Jatim [di] Nganjuk, Probolinggo dan segala macam. Nusa Tenggara Barat (NTB) di Bima, Sulawesi Selatan. Semua sedang panen raya makanya harganya tertekan 2-3 minggu terakhir," ungkap Maino.

Harga bawang merah yang anjlok di beberapa pasar daerah, mulai dari Rp13 ribu hingga Rp16 ribu.

"Dengan harga yang rendah itu, harapannya kami bersama Bulog dan teman-teman pelaku bawang merah mencoba menyerap dari petani tentu harganya mengacu harga pemerintah, lebih tinggi dari harga saat ini lah. Kalau saat ini Rp13 ribu, bisa Rp15 ribu atau nanti Rp18 ribu," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait HARGA BAHAN POKOK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Bayu Septianto