tirto.id - Jika seseorang diminta menyebutkan 3 hal yang paling melekat dengan Swedia, jawabannya kira-kira begini: Akademi Nobel, Zlatan Ibrahimovic, IKEA.
Zlatan dikenal sebagai pesepakbola yang amat percaya diri. Jelang laga playoff kualifikasi Piala Dunia 2014, misalnya, seorang reporter bertanya kepada Zlatan perihal tim mana yang bakal lolos. “Hanya Tuhan yang tahu,” jawab mantan pemain Ajax Amsterdam itu, normatif.
“Sulit kalau harus bicara kepada-Nya,” timpal sang reporter.
Zlatan memungkas percakapan itu dengan pernyataan khas dirinya. “Anda sedang bicara dengan-Nya.”
Lain di Piala Dunia, lain pula sikap Zlatan di Amerika. Saat pemegang sabuk hitam karate itu menjadi tamu di acara Jimmy Kimmel Live, ia bercerita soal pengalamannya mencari rumah sewaan. Zlatan meminta istrinya, Helena Seger, untuk mencari rumah yang sudah dilengkapi perabotan, biar praktis. Helena memang mendapati sebuah rumah yang ia sukai, tapi dalamannya kosong.
“Nah, kalau begitu kamu pergi saja ke IKEA dan dapatkan perabotannya,” kata Zlatan.
Seketika broker rumah mereka menyela. “Orang-orang kaya tidak pergi ke IKEA.” Dan seperti gol spektakulernya ke gawang Inggris pada 2012, jawaban Zlatan menghunjam tajam.
“Ya, tapi orang-orang cerdas melakukannya.”
Di acara itu pula Zlatan melontarkan sesuatu yang jarang ia lakukan: memuji hal lain di luar dirinya. “IKEA itu fantastis!”
IKEA berdiri pada 1943, di Småland, Swedia Selatan. Pendirinya, Ingvar Kamprad (kala itu 17 tahun), lahir dan besar di Elmtaryd, sebuah ladang di perkampungan kecil Agunnaryd. Merek IKEA adalah singkatan dari Ingvar Kampard, Elmtaryd, Agunnaryd.
Kampard kecil merupakan seorang pengidap disleksia. Ia lamban dalam mencerna kalimat atau bacaan. Meski demikian, sosok yang dikenal amat sederhana ini jeli memanfaatkan peluang. Di usia 5 tahun, ia sudah jualan korek api. Dua tahun kemudian, ia mulai mengayuh sepeda dan pergi ke Stockholm untuk kemudian menjajakan ikan, pensil, pulpen, kartu ucapan, benih bunga, hingga dekorasi natal kepada tetangganya.
Kekurangannya dalam membaca, disiasati dengan memberikan nomor pada barang dagangannya. Inilah yang di kemudian hari menginspirasi Kampard membuat katalog IKEA. Katalog yang sekarang digadang-gadang sebagai bacaan yang sebarannya paling mendunia setelah kitab suci.
Untuk diketahui, Småland, tempat Ingvar tumbuh, dahulu merupakan sebuah lanskap penuh batu, dan jalanannya bercabang-cabang. Ketika itu, kebanyakan penduduk hidup dalam kemiskinan: kerja pagi buat makan pagi, kerja sore buat makan sore. Karena perkara tersebut, penduduk Småland menjadi cermat dan inovatif.
“Mereka mencari penyelesaian masalah sehari-hari dengan pendekatan yang sungguh-sungguh. Itulah warisan yang menjelaskan cara IKEA melakukan sesuatu, dan membangun kejayaan,” terang situs IKEA.
Di awal perjalanannya, meneruskan usaha Kampard kecil, IKEA menjual pulpen, dompet, bingkai foto, jam tangan, perhiasan, dan stoking nilon dengan harga murah. Di usianya yang kelima, jenama ini mulai fokus ke ranah furnitur: hal yang membuat IKEA dikenal seantero dunia.
“Furnitur pertama diproduksi oleh produsen lokal di hutan yang dekat dengan rumah Ingvar Kampard. Responnya positif sehingga lini bisnis diperluas,” demikian keterangan resmi perusahaan.
Sebelum menjual furnitur, Kampard mempromosikan dagangannya di koran lokal. Barang yang terjual ia kirim menggunakan mobil susu ke stasiun terdekat. Setelah menjual furnitur, Kampard mempromosikan dagangannya dengan mencetak dan menyebarkan katalog.
Pada 1953, showroom mebel pertama IKEA dibuka di Älmhult, Swedia. “Ini adalah momen penting dalam pengembangan konsep IKEA—untuk pertama kalinya pelanggan dapat melihat dan menyentuh perabot rumah IKEA sebelum memesannya.”
Kehadiran showroom ini juga memberikan pengaruh siginifikan saat kompetitor melakukan perang harga, hal yang biasanya mengancam kualitas produk. Pihak IKEA menerangkan, showroom itu dengan jelas menunjukkan fungsi dan kualitas produk-produk murahnya. “Inovasi itu sukses: orang bijak memilih produk dengan nilai terbaik bagi uang mereka.”
Langkah demi langkah yang dijajaki Kampard adalah babak demi babak baru bagi IKEA. Saban tahun selalu ada inovasi yang dilakukan perusahaan, termasuk membuka restoran pada awal 1960-an.
Konsep IKEA berbasis pada pengetahuan yang menyeluruh tentang kebutuhan dan fungsi kehidupan di dalam rumah, dengan memadukan pengalaman penggunaan material dan teknik produksi. Berbekal pengalaman lebih dari 70 tahun, produk-produk IKEA dibikin melalui serangkaian riset dan pengembangan, juga mekanisme quality control yang ketat.
Dengan serangkaian keunggulan demikian, menariknya, harga produk-produk IKEA amat terjangkau (produk peralatan makan untuk bayi dibanderol mulai harga Rp9.900). Tak heran, pada 2018, jenama ini tercatat punya lebih dari 400 toko di 52 negara, dengan total penjualan lebih dari 38,3 miliar Euro. Website-nya dikunjungi 2,3 miliar pengunjung, dan 203 juta katalognya (dalam 35 bahasa) dibagikan secara gratis ke para pelanggan.
Perjalanan IKEA di Indonesia dimulai 5 tahun silam, tepatnya saat membuka toko pertama di Alam Sutera, Tangerang, pada 15 Oktober 2014. Seperti di negara lain, toko IKEA Alam Sutera juga dilengkapi dengan restoran khusus yang menjajakan makanan Swedia. Harga menu di restoran IKEA ini juga amat terjangkau (mulai dari Rp4.000). Sehabis berbelanja, mengisi perut di restoran IKEA bakal menjadi pilihan menyenangkan.
Dengan visi menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, IKEA menyediakan rangkaian furnitur rumah tangga yang fungsional, didesain dengan baik, plus harga terjangkau.
Sudahkah Anda menjadi bagian dari golongan orang cerdas yang berkunjung ke IKEA?
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis