Menuju konten utama
5 Juli 2011

Zainuddin MZ: Dai Sejuta Umat, Politikus Sejuta Massa

Pendakwah unggul.
Sisip pesan di kemul
banyolan. Betul?

Zainuddin MZ: Dai Sejuta Umat, Politikus Sejuta Massa
Zainuddin MZ (2 Maret 1952-5 Juli 2011), sang dai sejuta umat. tirto.id/Sabit

tirto.id - Jauh sebelum Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym sohor berkat ceramahnya, pernah ada Kiai Haji Zainuddin MZ. Di tahun 1990-an, wajahnya kerap nongol di televisi, salah satunya dalam sebuah iklan. Tentu saja, wajahnya sangat dikenal jutaan orang Indonesia.

Dalam iklan yang banyak diingat orang itu, Zainuddin berpesan: “Hakikat puasa adalah membentuk manusia yang bertakwa. Intinya pengendalian diri, agar kita terhindar dari sifat-sifat tercela, sekaligus memiliki kepekaan sosial yang tinggi.”

Lebih lanjut, Zainuddin menyebut: “Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kalau di bulan ini diberikan keluasan rizki, jangan lupa! Di sana ada hak anak-anak yatim, janda-janda tua, orang-orang jompo yang tidak mampu. Yang hak itu harus kita berikan kepada mereka.”

Gaya ceramah legendaris Zainuddin dengan pertanyaaan “betul?” pernah ditiru pelawak yang kini jadi pendakwah juga, Kiwil. Zainuddin dikenal generasi yang sudah nonton televisi di tahun 1990-an dan sesudahnya. Ceramahnya amat dinantikan orang-orang Islam masa itu. Selain karena materi yang sederhana, juga karena gaya berceramahnya yang tak jarang mengundang tawa. Saat ini, video ceramahnya mudah ditemukan di YouTube.

Baca juga: Mengapa Para Dai Bisa Amat Populer di Media Sosial

Dari Panggung Ceramah ke Panggung Politik

Membuat orang tertawa memang keahlian Zainuddin. Selain juga berpolitik. Setelah lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, Zainuddin pernah terlibat di beberapa partai politik. Jika pada masa Orde Baru dia lama di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), setelah lengsernya Soeharto, “Zainuddin MZ dan Jafar Badjeber membentuk Partai Bintang Reformasi (PBR) yang pada Pemilu 2004 berhasil merebut 13 kursi di DPR,” tulis Syamsuddin Haris dalam Partai, Pemilu dan Parlemen Era Reformasi (2014: 93). Bahkan, ia sempat dijadikan calon presiden dari PBR.

Di masa Orde Baru, Zainuddin adalah salah satu juru kampanye PPP. Bersama PPP, “Ia terlibat dalam percaturan politik pada tahun 1977,” tulis Mahfudh Syamsul Hadi MR dalam K.H. Zainuddin M.Z.: Figur Daʾi Berjuta Umat (1994: 41).

Sebelum ada PPP, menurut Partai-partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program, 2004-2009 (2004: 329), “dalam Pemilu 1971, ulama kondang ini pernah menjadi juru kampanye (jurkam) untuk partai Nahdlatul Ulama (NU).” PPP merupakan fusi partai-partai Islam: Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Parmusi.

Baca juga: Walk Out Legendaris NU-PPP di Era Orde Baru