tirto.id - Kiprah Wuling Motors di industri otomotif Indonesia memang belum resmi setahun. Kendati demikian, merk mobil asal Cina tersebut telah jor-joran berinvestasi di Indonesia dengan nilai total 700 juta dolar AS.
Keberadaan Wuling Motors di Indonesia sendiri berada di bawah naungan PT SGMW Motor Indonesia. Sejak Juli 2017 lalu, operasional PT SGMW Motor Indonesia sepenuhnya berlangsung di pabrik Wuling Motors yang terletak di kawasan Greenland International Industrial Center, Cikarang, Jawa Barat.
“Pabrik ini totalnya seluas 60 hektar, yang mana 30 hektar untuk pabrik manufaktur dan 30 hektar lagi untuk supplier park. Pada pabrik manufaktur terdiri dari proses stamping, Body Shop, Paint Shop, dan General Assembly,” jelas Senior Director Manufacture PT SGMW Motor Indonesia Arief Pramadana di kantornya pada Rabu (9/5/2018).
Arief mengungkapkan bahwa desain pabrik Wuling Motors di Indonesia mirip dengan kantor pusat mereka di Cina. Sedangkan dari segi sistemnya, Arief mengklaim pabrik memiliki standardisasi yang sama dengan perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, General Motors.
Wuling Motors menetapkan standar produksi untuk satu mobil dari tiap station ke station lainnya selama empat menit. Arief menyebutkan mereka mampu memproduksi 117 unit per hari yang terdiri dari kombinasi dua varian produk mobil mereka. Sampai dengan saat ini, PT SGMW Motor Indonesia memang baru meluncurkan dua line up, yakni Confero S dan Cortez.
“Untuk sekarang, kami rata-rata menghasilkan sebanyak 15 pekerjaan per jamnya. Maksimal bisa 25 pekerjaan. Di Cina mereka bisa melakukan 60 pekerjaan per jamnya. Sementara untuk satu produksi mobil memakan waktu 3-4 jam,” kata Arief.
Berada pada satu kompleks dengan bangunan berwarna merah tua, Wuling Motors memang bermaksud agar empat tahapan produksi mobil mereka dapat terintegrasi. Menurut Arief, pembuatan mobil yang berada pada satu kawasan terbukti mampu menghemat biaya produksi mereka sehingga harga yang sampai ke konsumen pun bisa lebih terjangkau.
Pada bangunan yang menjadi tempat untuk proses awal bernama stamping, Wuling Motors memiliki empat alat berat yang dapat memproduksi komponen logam. Arief menyatakan press line yang ada sudah menggunakan teknologi canggih dan otomatis, sehingga dalam satu tekanan seberat 1.000-2.200 ton dapat langsung membentuk bodi luar mobil.
“Mulai dari body inner sampai dengan body under, yang besar-besar diproses di sini. Material gulungannya diimpor langsung dari Cina, kemudian diolah dan dikirimkan untuk stamping,” ucap Arief.
Setelah menyelesaikan stamping, proses produksi berlanjut ke bangunan yang dinamakan Body Shop. Di situ, komponen-komponen mobil disatukan melalui proses welding. Guna memastikan akurasi hasil welding, Arief mengatakan bahwa hasil produksi dapat diukur dengan menggunakan Coordinate Measuring Machine (CMM).
Proses pembuatan pun berlanjut ke tahap pengecatan di bangunan Paint Shop, untuk selanjutnya masuk ke tahapan General Assembly. Di dalam bangunan General Assembly, mobil yang sudah diwarnai itu dipasangi kabel-kabel, kaca mobil, lampu, hingga jok mobil.
“Total untuk pekerja di manufacturing sekitar 700 orang, namun untuk jumlah keseluruhannya mencapai 900 orang. Automatisasi di pabrik sendiri sudah 50 persen, paling banyak di Paint Shop,” ujar Arief.
Berdasarkan pantauan Tirto di lokasi, pabrik Wuling Motors memang terlihat bersih dan tidak berisik. Pabrik yang dibangun hanya dalam kurun waktu dua tahun dan belum genap setahun beroperasi itu masih memiliki sejumlah lahan kosong yang nantinya bakal dimanfaatkan untuk fasilitas-fasilitas produksi lainnya.
“Dengan respons dari masyarakat yang terus bertumbuh. Kami yakin dengan pabrik ini, dan ini juga merupakan bukti bahwa kita tidak akan hit and run (kepada konsumen),” kata Brand Manager PT SGMW Motor Indonesia Dian Asmahani, saat ditemui pada kesempatan yang sama.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora