tirto.id - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan lembaganya belum menyetujui pembukaan bioskop atau sinema di Indonesia. Ia menegaskan rencana pembukaan bioskop diinisiasi Pemprov DKI dan masih dalam kajian.
“Rencana pembukaan kembali bioskop yang kemarin disampaikan untuk di DKI Jakarta sebenarnya masih dalam rencana dan itu merupakan proses konsultasi antara pemerintah daerah dari DKI Jakarta dengan Satgas Pusat," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Wiku mengatakan, Pemprov DKI tengah melakukan kajian sekitar 1 bulan. Selain itu, Satgas Nasional juga melakukan kajian dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti Kesehatan, sosial maupun ekonomi.
Wiku kembali menegaskan, pembukaan sinema harus melewati tahapan. Pertama harus melalui masa prakondisi seperti kesiapan fasilitas pendukung. Kemudian soal timing pembukaan bioskop tersebut.
Ia menerangkan, tim pakar sudah memberikan catatan dalam pembukaan bioskop. Pertama, pengunjung bioskop disarankan hanya berumur 12-60 tahun dengan tanpa gejala dan tanpa penyakit penyerta. Kemudian kapasitas bisokop hanya 50 persen dan para pengunjung harus menggunakan masker. Para penonton juga harus diperiksa suhu.
Kemudian, pihak bioskop harus menyediakan pembelian tiket secara daring. Bioskop juga harus menyediakan fasilitas cuci tangan di toilet dan pintu masuk.
Pihak bioskop juga harus menyiapkan pintu masuk dan pintu keluar berbeda. Kemudian para petugas harus terlatih dan menggunakan face shield. Bioskop juga harus bersedia untuk dimonitoring dan ditutup jika ada pelanggaran protokol kesehatan.
Oleh karena itu, Wiku menegaskan, pemerintah masih mempertimbangkan kemungkinan pembukaan bioskop. Sebab, pembukaan bioskop tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial. Selain itu, bioskop juga memberikan hiburan bagi masyarakat.
"Tetapi kembali lagi keputusan membuka dan seterusnya diberikan kepada pemerintah daerah setelah melalui seluruh proses tadi yang sudah kami sampaikan," kata Wiku.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz