Menuju konten utama

Waspada Adhesion Colic Akibat Operasi di Perut & Cara Mengatasi

Individu yang akan atau baru saja menjalankan operasi di perut perlu waspada dengan kondisi adhesion colic, berikut cara mengatasinya.

Waspada Adhesion Colic Akibat Operasi di Perut & Cara Mengatasi
Adhesion colic. foto/istockphoto

tirto.id - Individu yang akan atau baru saja menjalankan operasi di perut perlu waspada dengan kondisi adhesion colic. Adhesion colic merupakan adhesi yang terjadi pada abdomen seperti bekas luka.

Dikutip dari Docdoc, adhesion colic menyebabkan bekas luka membentuk jaringan parut sehingga dinding perut dan organ dalam seperti usus saling menyatu. Kondisi ini menyebabkan organ dan dinding perut menjadi sulit bergerak bebas.

Adhesion colic ini umumnya terbentuk setelah beberapa hari pascaoperasi. Namun, tidak sedikit juga kasus di mana adhesi baru terbentuk beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah operasi.

Meskipun tidak ada data yang jelas terkait berapa banyak kasus adhesion colic, namun menurut StatPearls Publishing kondisi ini sering terjadi.

Kondisi adhesi sebetulnya bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tidak hanya perut. Beberapa kasus adhesi juga bisa muncul setelah operasi panggul, punggung, dan bagian tubuh lainnya.

Namun, adhesi di bagian perut bisa dibilang yang paling sering terjadi. Kondisi ini juga dapat memengaruhi ibu yang melahirkan dengan prosedur caesar.

Bahkan menurut T Tulandi dalam studinya yang dirilis di jurnal Gynecological Surgery (2011) 46 - 83 persen wanita mengalami adhesi setelah operasi caesar berulang, mulai dari kedua hingga keempat.

Mengapa Adhesion Colic Perlu Diwaspadai?

Adhesion colic merupakan kondisi berbahaya yang perlu diwaspadai. Berdasarkan studi yang dirilis di jurnal Biomolecules (2021), adhesi colic dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.

Hal ini karena pada kondisi adhesion colic, menyebabkan organ dalam tubuh seperti usus dan usus besar menempel di dinding perut. Kondisi ini memicu penyumbatan terhadap usus.

Penyumbatan usus menyebabkan makanan, cairan, gas, dan asam lambung menumpuk sehingga meningkatkan risiko usus pecah. Jika ini terjadi, maka bakteri dan isi usus bocor ke dalam rongga perut dan berisiko menginfeksi organ lainnya.

Oleh karena itu, begitu terdeteksi bahwa usus tersumbat sebagian maupun seluruhnya, penderita harus segera mendapatkan perawatan.

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua kasus adhesi colic bisa menimbulkan ancaman medis yang serius. Beberapa kasus yang dideteksi dan memperoleh perawatan lebih awal mampu menurunkan risiko komplikasi dan kematian.

Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai kondisi adhesi colic khususnya bagi individu yang baru selesai menjalani operasi.

Gejala Adhesion Colic yang Perlu Diwaspadai

Masih dikutip dari Docdoc, berikut beberapa gejala adhesion colic yang perlu diwaspadai:

  • Mual
  • Nyeri atau kram perut yang sangat parah
  • Muntah
  • Perut kembung
  • Perut membengkak
  • Sembelit
  • Dehidrasi
  • Tidak dapat buang angin.

Selain itu, adhesion colic juga dapat menyebabkan masalah pada sistem reproduksi wanita, yaitu dengan menyumbat ovarium atau saluran tuba.

Penyumbatan ini dapat memunculkan gejala yaitu rasa sakit saat melakukan hubungan seksual.

Cara Mengatasi Adhesion Colic

Perawatan paling tepat saat mengalami gejala adhesion colic sebaiknya diperoleh di pusat layanan kesehatan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi tambahan untuk memulihkan adhesi. Operasi ini dilakukan untuk mengatasi penyumbatan usus atau penyumbatan kronis.

Operasi dilakukan dengan mengangkat jaringan parut yang terbentuk akibat adhesi. Selain itu, dokter nantinya akan memberikan resep obat-obatan untuk meredakan gejala penderita.

Di sisi lain, ada kondisi adhesi yang tidak memerlukan terapi sama sekali. Umumnya, kondisi adhesi yang tidak memerlukan pengobatan adalah adhesi yang tidak mengalami gejala.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora