Menuju konten utama

Wapres JK Tegaskan Bantuan ke Rohingya Bukan Pencitraan

“Antara pemberitaan dan pencitraan itu beda tipis, tapi tergantung niatnya. Pencitraan dalam hal positif dan baik itu kan bagus saja,” kata Jusuf Kalla.

Wapres JK Tegaskan Bantuan ke Rohingya Bukan Pencitraan
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Tirto/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menepis anggapan pengiriman bantuan Indonesia untuk pengungsi etnis Rohingya sebagai pencitraan. JK menegaskan apa yang dilakukan pemerintah merupakan misi kemanusiaan yang harus diketahui masyarakat.

Ungkapan JK tersebut sebagai respons atas pernyataan Prabowo Subianto yang menganggap bantuan Indonesia untuk pengungsi Rohingya hanya pencitraan. Hal ini dikatakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu saat berorasi dalam Aksi Bela Rohingya 169, di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).

“Pemerintah dalam berbuat dan melakukan tindakan harus diketahui rakyat sebagai pertanggungjawaban. Memberikan bantuan juga harus diberitakan untuk pertanggungjawaban kepada masyarakat,” kata JK, di New York, Amerika Serikat, Senin (18/9/2017) seperti dikutip Antara.

Wapres JK menyatakan, kalau pun bantuan yang diberikan pemerintah dianggap sebagai sebuah pencitraan juga tidak masalah, karena merupakan hal yang positif.

“Antara pemberitaan dan pencitraan itu beda tipis, tapi tergantung niatnya. Pencitraan dalam hal positif dan baik itu kan bagus saja,” kata JK.

Jusuf Kalla menambahkan, pemberian bantuan yang dikirimkan pemerintah justru harus dipublikasikan agar masyarakat tahu dan sebagai bentuk pertanggungjawaban pajak.

Selain itu, kata JK, hal ini juga penting untuk meredam umat Islam di dalam negeri agar tidak bertindak sendiri atau berbuat anarkis.

Hal senada juga diungkapkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto. Ia menegaskan apa telah dilakukan pemerintah Indonesia terkait bantuan untuk etnis Rohingya merupakan bentuk diplomasi Indonesia kepada Myanmar.

"Negara mana yang diterima oleh Myanmar? Indonesia kan? Karena sejarah yang panjang kan. Itu dari zaman Soekarno dengan U Nu [Perdana Menteri pertama Myanmar]. Sekarang Indonesia diterima oleh mereka kan. Kalau kita galak, kemudian ditutup [akses bantuan], bagaimana?" kata Sidarto, di Kantor Wantimpres, Jakarta, Senin.

Sidarto mengatakan, pengungsi Rohingya sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan Indonesia yang dikirimkan melalui Bangladesh.

“Mereka butuh makanan, minuman, obat-obatan dari kita. Kalau demonstrasi saja, bisa apa? Kalau urunan uang, saya hargai. Yang diterima Myanmar itu hanya Indonesia dan diakui oleh banyak negara,” ujarnya, dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz