tirto.id - Ibadah puasa ke-20 umat muslim di Kota Makassar dan Pulau Tambelan Kab. Bintan pada hari ini Sabtu, 25 Mei 2019 bertepatan dengan 20 Ramadan 1440H.
Warga muslim dan musafir Kota Makassar sembari menunggu waktu buka atau sahur dapat mengunjungi lokasi favorit di Kota Makassar. Salah satu tempat yang asyik di Kota Makassar antara lain Pantai Losari, Fort Rotterdam.
Makanan dan minuman seperti Pallu butung, Sop saudara, Pacco', Bassang, Pisang ijo, Coto Makassar, Sop konro, Kapurung, Ikan rica menjadi beberapa menu bebuka maupun sahur di Kota Makassar.
Saat adzan berkumandang, warga muslim atau para musafir yang sedang di Kota Makassar dapat melakukan ibadah sholat subuh di Masjid Raya Makasar, Masjid Al-Markaz al-Islami Jenderal M. Jusuf, Masjid Besar Al-Muamalah.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini jadwal buka-imsak untuk Kota Makassar:
Sementara untuk Pulau Tambelan Kab. Bintan, umat muslim di kota ini dapat ngabuburit di Masjid Raya Baiturrahmat. Makanan atau minuman seperti sop tunjang, asam pedas baung, gulai ikan patin, sop dan sate rusa, selais asap, gong gong, sop ikan batam, mie lendir, lakse, cencaluk, menjadi salah satu menu khas di Pulau Tambelan Kab. Bintan, yang dapat jadi pilihan kuliner saat berbuka maupun santap sahur.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini jadwal buka-imsak untuk Pulau Tambelan Kab. Bintan:
Selain mengetahui waktu imsak, perlu kiranya umat muslim memahami keutamaan sholat tarawih. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan shalat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam hari, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-20 adalah diberikan kepadanya pahala orang-orang yang mati syahid dan para shalihin..
Sebagai pelengkap ibadah Ramadan, berikut tausiah harian yang dikutip dari situs Nahdatul Ulama (NU).
Kebebasan yang dimiliki manusia, bila tidak terkendalikan, dapat menghambat pelaksanaan fungsi dan peranan yang harus diembannya. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang memenuhi syahwat perutnya melebihi kadar yang diperlukan, bukan saja menjadikannya tidak lagi menikmati makanan atau minuman itu, tetapi juga mengganggu aktivitas lainnya. Ia bisa lesu sepanjang hari.
Syahwat seksual juga demikian. Semakin hasrat itu dipenuhi, manusia semakin haus dan ingin mengulanginya terus-menerus.
Betapa pun besarnya potensi dan daya manusia, ia memiliki keterbatasan. Sehingga apabila aktivitasnya telah digunakan secara berlebihan ke arah tertentu yang bersifat fisik belaka, maka dimensi mental dan spiritualnya akan terabaikan. Di sinilah pengendalian diri diperlukan.
Karena itu esensi puasa sebenarnya adalah menahan atau mengendalikan diri. Pengendalian ini diperlukan oleh manusia, baik secara individu maupun kelompok. Termasuk juga mengendalikan diri untuk tidak mengumbar ujaran kebencian dan menyebarkan informasi-informasi hoaks di media sosial.
Penulis: Fathoni
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/105787/esensi-puasa-pengendalian-diri
EMBED_NU
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH