Menuju konten utama

Waktu Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Harus Dipersingkat

Dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia dalam persaingan global, pemerintah akan fokus membangun sektor-sektor unggulan, dan meningkatkan efisiensi serta mengurangi biaya logistik dengan cara mempercepat pembangunan infrastruktur dan penyederhanaan aturan birokrasi.

Waktu Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Harus Dipersingkat
Foto udara kapal peti kemas berjajar di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (28/2). Guna bersaing dalam pasar bebas ASEAN, pemerintah diharapkan menurunkan waktu tunggu bongkar muat hingga keluar barang dari pelabuhan (dwelling time) demi mengurangi biaya logistik, dimana menurut Presiden Jokowi waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan akan mencapai di bawah tiga hari dari sebelumnya hingga enam hari. Antara Foto/Andika Wahyu.

tirto.id - Pemerintah berupaya meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia dengan cara fokus membangun sektor-sektor unggulan Indonesia, selain itu demi efisiensi pemerintah akan mempercepat proyek infrastruktur dan menyederhanakan aturan. Salah satu upaya pemerintah itu antara lain mempersingkat waktu bongkar muat barang (dwelling time) di seluruh pelabuhan Indonesia.

“Kita harus membuat ekonomi kita semakin kompetitif, semakin berdaya saing, yang pertama, saya sudah sampaikan kepada seluruh menteri agar kita fokus pada core business yang ingin kita jalankan, memperkuat sektor-sektor yang menjadi keunggulan kita, tidak semuanya dikerjakan, malah luput semuanya,” jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela peresmian Terminal Peti Kemas Kalibaru di Tanjung Priok, Jakarta pada Selasa (13/9/2016) seperti dikutip dari kemenkeu.go.id.

Presiden mengatakan, pembangunan infrastruktur, termasuk pelabuhan, bandara dan jalan tol perlu dipercepat untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya logistik.

“Kalau dibandingkan negara-negara tetangga kita, cost-nya masih sampai 2,5 kali lipat. Negara kita biayanya mahal sekali, entah karena banyaknya pungli, entah masih lamanya proses, ini yang terjadi,” jelasnya.

Terkait dengan aturan, presiden mengatakan pemerintah akan melanjutkan deregulasi dan debirokratisasi prosedur-prosedur yang berbelit.

“Menyederhanakan aturan, menyederhanakan regulasi, prosedur yang berbelit-belit, kita pangkas semuanya dalam rangka meningkatkan daya saing, meningkatkan competitiveness kita,” urainya.

Sebagai satu langkah yang ingin segera terealisasikan ialah waktu bongkar muat barang (dwelling time) di seluruh pelabuhan Indonesia bisa diperbaiki.

“Jangan Cuma di Tanjung Priok. Saya minta Tanjung Perak, Belawan, Makassar, semuanya dwelling time diperbaiki. Kalau di sini (Tanjung Priok) bisa 3,2 (hari), di sana harus bisa 3,2, tempat lain juga harus bisa 3,2,” jelasnya.

Seperti halnya percepatan pembangunan infrastruktur dan jalan tol, imbauan presiden dalam perbaikan dwelling time juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya logistik.

“Negara lain perbaiki, memperbaiki, memperbaiki, kita masih berhenti 7-8 hari dwelling time, akan ditinggal betul kita kalau tidak dibenahi secara cepat,” katanya.

Presiden menegaskan, Indonesia tidak boleh jadi penonton dalam era kompetitif seperti saat ini. Ia menginginkan Indonesia semakin berdaya saing.

“Kita tidak boleh menjadi penonton dalam era kompetisi ini, kita harus mengejar ketertinggalan agar kita bisa memenangkan kompetisi itu, kita harus membuat ekonomi kita semakin kompetitif, semakin berdaya saing,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait DAYA SAING INDUSTRI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh