tirto.id - Presiden AS Monaco, Dmitry Rybolovlev resmi memecat Wakil Presiden sekaligus Direktur Umum klub Vadim Vasilyev pada Kamis (14/2/2019). Alasan utama pemecatan itu adalah demi menghentikan krisis berkepanjangan yang dialami klub sepanjang musim ini yang juga berimbas pada performa tim di Liga Perancis.
Monaco memang terlihat seperti tidak mampu mengurusi internal klubnya. Terutama setelah berhasil menjuarai Liga Perancis 2016-2017. Setelahnya eksodus pemain penting mereka terus terjadi dan puncaknya musim ini ketika Monaco terlihat kehilangan taring.
Alih-alih kembali menempel PSG dalam perebutan gelar juara, Monaco malah harus mendekam di zona merah. Dari 24 pertandingan yang sudah dijalani, Radamel Falcao dan kawan-kawan baru bisa meraih 19 poin dari hasil empat kemenangan, tujuh seri, serta sudah menelan kekalahan 13 kali. Selisih gol mereka minus 18, dari 23 kali memasukkan dan 41 kali kebobolan.
Dalam pikiran Rybolovlev, krisis yang ada di klubnya saat ini bisa dihindari dengan melakukan beberapa perubahan. Setelah mencoba memperbaiki kualitas skuad serta memanggil lagi Leonardo Jardim, hal berikutnya yang dilakukan adalah mengganti petinggi klub. Vasilyev menjadi korban terakhir tindakan Rybolovlev.
“Ini saatnya berubah. Dan perubahan ini tidak hanya pada skuad kami namun juga di sektor petinggi klub. Jadi saya membuat keputusan yang teramat berat bagi saya, yakni melepas Vadim sebagai wakil presiden dan manajer umum klub,” tutur sang presiden dikutip Sky Sports.
“Saya sangat berterima kasih atas kerja kerasnya di klub dan berharap ia mendapatkan yang terbaik untuk masa depannya. Selama enam tahun Vadim bekerja di sini, ia telah memberikan kesuksesan pada klub ini, yakni untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir tim ini bisa menjuarai Liga Perancis dan masuk ke semifinal Liga Champions," tambah Rybolovlev.
Akui Ada Kesalahan
Rybolovlev sebenarnya tak luput dari kesalahan dan ia mengakui itu. Salah satu keputusan fatal yang dibuatnya adalah memecat Jardim pada Oktober tahun lalu dan menggantinya dengan pelatih yang kurang berpengalaman seperti Thierry Henry. Hasilnya tidak bisa dikatakan baik dan malah menjadi buruk bagi tim.
Faktanya, Henry hanya bisa mengantar timnya empat kali meraih kemenangan di semua ajang yang diikuti dari 20 pertandingan. Kiprah mereka di Liga Champions berakhir dan di Ligue 1 mereka juga beberapa kali kalah oleh tim-tim yang harusnya bisa ditaklukkan.
Wajar jika kemudian mantan pemain Arsenal itu dicopot dari jabatannya dan Rybolovlev kemudian memanggil lagi Jardim.
“Saya sendiri secara personal meminta maaf pada Jardim karena telah memecatnya pada Oktober tahun lalu. Saya memintanya untuk kembali memimpin tim ini dan langsung memenuhi keinginannya untuk mendatangkan beberapa pemain yang ia inginkan selama bursa transfer Januari kemarin,” terang Rybolovlev dikutip situs resmi klub.
Solusi yang dibuat Dmitry Rybolovlev, dengan menarik kembali Leonardo Jardim, sejauh ini terlihat positif karena membuat Monaco meraih satu kemenangan dan dua seri dalam tiga laga perdana bersama sang pelatih lama. Namun, tantangan berikutnya terjadi akhir pekan ini kala Monaco melawan Nantes di kandang pada Minggu (17/2).
Penulis: Wan Faizal
Editor: Fitra Firdaus