tirto.id - Fabrice Grinda, jutawan asal Perancis yang berinvestasi di Alibaba Group dan Airbnb, menyatakan bahwa ponsel telah menjadi barang paling berpengaruh bagi masyarakat dunia masa kini. “Itulah perangkat utama dalam peningkatan produktivitas,” ujarnya.
Tahun ini, menurut data yang dirilis Statista, produksi smartphone secara global mencapai 1,499 miliar unit. Lebih dari sekadar alat komunikasi, berdasarkan penelitian Pew Research Center pada 2014, pengguna telepon pintar memanfaatkan gawainya untuk berfoto (92%) dan berkirim foto (80%). Kedua aktivitas itu lebih populer ketimbang berselancar (84%), surat-menyurat elektronik (76 %), mengunduh aplikasi (69%), dan bermain game (64%).
Penelitian Comtech pada 2014 menyebut kualitas kamera merupakan variabel terpenting ketiga ketika konsumen memilih smartphone, setelah jaringan 4G/LTE dan daya tahan. “Secara umum, konsumen sangat serius menggunakan ponsel pintar mereka sebagai kamera-saku sehari-hari,” tulis Michael Zhang dalam artikelnya The Importance of Cameras in the Smartphone War.
Sebagai pengingat, maraknya penggunaan kamera smartphone ditandai juga dengan dinobatkannya selfie sebagai kata paling populer pada tahun 2013 oleh kamus Oxford. Di mana ada keramaian, di situ ada perdebatan. Tak sedikit orang menganggap selfie sebagai aktivitas yang mengganggu, bahkan menjijikkan. Tetapi di sisi lain, menurut direktur Media Psychology Research Center Dr. Pamela Rutledge, selfie adalah ekspresi rasa syukur dan apresiasi seseorang.
Ponsel pintar dan kameranya dibicarakan dalam obrolan warung kopi hingga diskursus akademik. Tak bisa dimungkiri: kini ia punya peran penting dalam kehidupan kita.
“Kamera hp bantu banget buat aku ngambil gambar. Kalau hasil jepretannya bagus, pasti produk kelihatan lebih menarik, dan itu berdampak langsung terhadap awareness customer serta pendapatan,” kata Yulvina Kusuma Putri (28 tahun), seorang food blogger, kepada Tirto.
Disinggung apa tolok ukur kamera berkualitas baginya, pemilik akun Instagram @eatandleisure itu memberi jawaban ringkas: “Hasilnya jernih, real, hampir kayak yang dilihat mata.”
Apa yang dikatakan Yulvina, dan pada saat bersamaan diharapkan jutaan konsumen lainnya, sekarang dapat Anda temukan pada produk anyar Vivo: V11 Pro.
Optimalisasi Teknologi AI
Technopediamenyebut kecerdasan buatan sebagai cabang ilmu komputer yang bertujuan menciptakan mesin-mesin cerdas. Sebagai komponen penting industri teknologi, kecerdasan buatan diharapkan bisa membantu manusia dalam urusan pengetahuan, pemikiran, penyelesaian masalah, persepsi, pembelajaran, perencanaan, hingga dalam soal kemampuan memanipulasi dan menggerakkan suatu objek.
Pada Vivo V11 Pro, fitur kamera didukung teknologi AI secara optimal. Tujuannya: semua masalah yang berkaitan dengan kamera smartphone terselesaikan, dan kebutuhan atasnya terpenuhi. Sebagai contoh, teknologi Autofocus DSLR-standard membantu pengguna untuk mengunci fokus hanya dalam waktu 0,03 detik. Jika pengambilan gambar dilakukan dalam kondisi bergerak, saat berkendara misalnya, dengan sekali klik teknologi tersebut mampu meminimalisasi kemungkinan gambar buram atau blur.
Selain itu, algoritma AI Low Ligt Mode pada perangkat ini juga didesain untuk menangkap banyak foto (bahkan hingga enam jepretan sekaligus), mengatur kembali eksposur yang tidak tepat, dan menyempurnakan latar (backround) secara alami. Sebab itu, sekalipun Anda mengambil foto dalam kondisi minim cahaya, jepretan Anda akan baik-baik saja. Hal serupa berlaku dalam kondisi memunggungi cahaya (backlight): Anti-backlight AI HDR membuat backlight bukan lagi persoalan.
Adapun AI Scene Recognition diklaim sebagai teknologi yang dapat mengenali sekaligus menganalisis macam-macam objek dan suasana foto: misalnya makanan, bunga, malam, dsb. Dengan teknik penyempurnaan khusus, teknologi tersebut akan menyesuaikan diri dengan objek yang dihadapinya, untuk kemudian membuat hasil jepretannya sempurna.
Bila kualitas gambar kerap kali turut ditentukan oleh angle atau sudut pandang, maka teknologi AI Potrait Framing pada V11 Pro didesain untuk mengarahkan pengguna agar bisa memegang ponsel dalam posisi ideal. Perpaduan angle yang pas dan sensor Dual Pixel serta kamera belakang ganda beresolusi 12 MP (dengan sensor Dual Pixel berarti sama dengan 27 juta unit fotosensitif) dan 5MP, membuat foto yang Anda hasilkan kualitasnya dijamin memuaskan.
Sedang untuk urusan selfie—urusan yang seolah wajib dilakukan para pengguna smartphone di bumi ini—kamera depan 25 MP yang dilengkapi AI Face Shaping sanggup membuat foto jadi tampak jernih dan alami.
Fitur-fitur di atas menunjukkan: sebagai sebuah brand yang terus berupaya menciptakan kejutan, Vivo tidak hanya mengejar kesempurnaan bagi pihaknya sendiri, melainkan juga mengupayakan kesempurnaan bagi para pelanggannya—terutama bagi kalangan pecinta fotografi. Di titik inilah kehadiran Vivo V11 Pro tak ubahnya buah kesempurnaan yang sejati. Untuk pemesanan Vivo V11 Pro Anda bisa mengunjungi tautan ini.
Tidak hanya V11 Pro, Vivo Indonesia juga memiliki tipe V11. Dan khusus untuk tipe Vivo V11, ditawarkan cashback langsung sebesar Rp 500 ribu, dalam rangka menyambut tahun ke-5 Vivo beroperasi di Indonesia. Vivo V11 Pro dan Vivo V11 tersedia di e-commerce partnerVivo lainnya, mitra ritel, serta geraioffline Vivo di seluruh Indonesia.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis