tirto.id - Utang luar negeri (ULN) Indonesia triwulan IV-2016 naik menjadi 317 miliar dolar AS (year on year/yoy) atau naik dua persen dibandingkan periode sama di 2015, dengan kembali terkoreksinya utang swasta hingga turun 5,6 persen (yoy) pada akhir 2016.
Meskipun naik dua persen, namun jika dikomparasikan dengan triwulan III-2016, ULN tumbuh melambat. Triwulan III-2016, ULN Indonesia tercatat sebesar 325,3 miliar dolar AS dengan pertumbuhan tahunan 7,8 persen (yoy).
"Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2016 sebesar 34 persen turun dari 36,2 persen pada akhir triwulan III-2016," tulis BI dalam keterangan resmi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, di Jakarta, Jumat (17/2/2017).
ULN Indonesia masih didominasi oleh ULN jangka panjang sebesar 274,9 miliar dolar AS atau sebesar 86,7 persen dari total ULN. ULN jangka panjang itu hanya tumbuh 1,1 persen (yoy), atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2016 sebesar 8,7 persen (yoy). Sementara ULN jangka pendek tumbuh 8,6 persen (yoy), menjadi 42,1 miliar dolar AS atau sebesar 13,3 persen dari total ULN.
Dari sisi debitur, meski masih dominan, ULN debitur swasta turun 5,6 persen (yoy) pada triwulan IV-2016 menjadi 158,7 miliar dolar AS. Penurunan tersebut menandakan keberlanjutan merosotnya penarikan utang swasta mengingat pada triwulan III 2016, ULN swasta sudah turun 2 persen.
Sementara itu, posisi ULN publik atau pemerintah sebesar 158,3 miliar dolar AS atau tumbuh 11 persen pada triwulan IV 2016, lebih lambat dari triwulan sebelumnya sebesar 20,8 persen (yoy).
"Posisi ULN swasta pada akhir triwulan IV-2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6 persen," ujar BI, kepada Antara.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora