tirto.id - Anak prasekolah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada anak yang berusia sekitar tiga sampai enam tahun.
Di Indonesia sendiri, anak dengan usia tersebut biasanya mengikuti program prasekolah berupa Taman Kanak-Kanak (TK).
Dilansir dari karya ilmiah UM Surabaya, anak usia prasekolah umumnya sangat aktif dan menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
Perkembangan kognitifnya pun masih pada tahap pra-operasional sehingga pikiran atau idenya belum matang dan anak kerap kebingungan tentang identitas orang dan objek.
Sementara itu, secara psikososial, mereka telah mampu berinisiatif dan merasa bersalah.
Dijelaskan pula dalam laman Pemerintah Kota Cimahi, pada usia prasekolah, anak masuk dalam golden age atau usia keemasan yang penting untuk pertumbuhannya di masa depan.
Saat belajar, anak akan menjadi pembelajar yang energik dan antusias dengan imajinasi yang aktif.
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mempunyai kemampuan untuk menyerap informasi sehingga dapat memahami sesuatu dengan lebih cepat.
Oleh karena itulah, penting untuk memasukkan anak ke prasekolah yang baik dan berkualitas demi tumbuh kembangnya.
Usia Ideal Anak Mulai Masuk Prasekolah
Menurut Parents, sebagian besar anak mulai prasekolah sekitar usia 4 atau 5 tahun. Namun, orang tua juga harus mempertimbangkan kesiapan anak saat mengambil keputusan.
Pastikan pula aturan yang ditetapkan oleh sekolah. Sejumlah prasekolah hanya memperbolehkan anak dengan usia tertentu untuk dapat mendaftar.
Tips Memilih Prasekolah bagi Anak
Simak sejumlah tips yang dapat Anda lakukan saat memilih prasekolah dilansir dari laman Parenting for Brain.
1. Pastikan Kesesuaian
Hal pertama yang harus dilakukan dalam memilih prasekolah untuk anak adalah mempertimbangkan anggaran, jadwal, dan lokasi yang cocok dengan kebutuhan Anda.
Setelah mempersempit beberapa sekolah yang sesuai dengan hal itu, jadwalkan survei. Selama kunjungan, berbicaralah dengan para guru dan staf.
Amati dengan cermat untuk melihat apakah mereka memenuhi kriteria.
2. Pertimbangkan Kualitas Guru
Pilih prasekolah berdasarkan kualitas guru yang ada di dalamnya. Pastikan guru-guru memiliki pelatihan formal pasca-SMA, seperti gelar sarjana dalam perkembangan anak atau pendidikan anak usia dini.
3. Perhatikan Sikap Guru
Guru yang positif dan peduli dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi anak.
Cari tahu apakah guru-guru tersebut bahagia, bersemangat, ceria, dan sering berinteraksi dengan anak-anak.
Mereka harus responsif terhadap pertanyaan dan kekhawatiran anak, serta tidak terlibat dalam interaksi negatif seperti memarahi atau mengabaikan.
4. Pastikan Pengajaran Interaktif dan Menarik
Amati bagaimana guru berinteraksi dengan anak-anak selama proses pembelajaran.
Guru harus mendorong partisipasi anak, mengajukan pertanyaan yang merangsang pikiran, dan memotivasi mereka untuk belajar.
Pengajaran harus melibatkan permainan, cerita, bacaan, dan kegiatan kreatif. Selain itu, guru juga harus mengajarkan pengetahuan sehari-hari.
5. Perhatikan Pendekatan Disiplin
Tanyakan tentang kebijakan disiplin prasekolah dan pastikan mereka menerapkan pendekatan yang positif.
Seorang guru harus membimbing perilaku anak dengan sabar dan menjelaskan aturan dengan jelas, bukan dengan menggunakan hukuman fisik atau menyita waktu istirahat.
6. Waktu Bermain Bebas dan Pembelajaran Sosial
Prasekolah yang baik harus memberikan waktu yang cukup untuk bermain bebas. Bermain bebas merupakan cara terbaik bagi anak untuk belajar.
Pastikan prasekolah juga memfasilitasi pembelajaran sosial, membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan penyelesaian konflik dengan bimbingan guru.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno