tirto.id -
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut kapasitas penumpang di Bandara Komodo Nusa Tenggara Timur akan bertambah usai direnovasi menjadi bandara berstandar internasional.
"Kapasitas kami rencankan paling tidak untuk 4 juta dari sekarang ini paling 1,5 -2 juta," kata dia di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).
Peningkatan juga akan terjadi pada kapasitas kargo sebesar 3.500 ton per tahun di tahun 2024 mendatang.Ia menjelaskan, nilai investasi untuk pengelolan Bandara Komodo sekitar Rp 1,2 triliun dan estimasi total nilai biaya operasional selama 25 tahun sekitar Rp 5,7 triliun.
Selanjutnya, pengelola Bandara Komodo memiliki kewajiban untuk membayar konsesi dimuka sebesar Rp5 miliar dan konsesi tahunan dari pendapatan Bandara Komodo sebesar 2,5 persen dengan pembayaran bertahap dua kali setiap tahun.
Target penambahan jumlah penumpang tersebut dikatakan Budi Karya usai diresmikannya penandatanganan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) antara PT Cinta Airport Flores (CAF), Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), di Jakarta.
CAF merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang dibentuk oleh Konsorsium yang dipimpin oleh PT Cardig Aero Services Tbk (CASS). Bersama dengan CASS, Changi Airports International PTE LTD (CAI) dan perusahaan affiliasinya juga merupakan bagian di dalam konsorsium.
SebeIum terbentuknya CAF sebagai BUP, pada Desember 2019, Konsorsium CASS CAI dan afiliasinya (Konsorsium CASS) sudah secara resmi ditetapkan sebagai pemenang lelang proyek pengembangan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo.
Presiden Direktur CAF Iman Oloan Sjafar mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun perpanjangan runway, pelebaran apron, penambahan 2 terminal baru, perkerasan runway dan taxiway serta akan digunakan untuk fasilitas pendukung lainnya.
Baca juga artikel terkait BANDARA KOMODO atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana