tirto.id - Jumlah penduduk di Indonesia yang menerima vaksinasi Covid-19 untuk suntikan dosis pertama, kedua, dan ketiga (booster) terus bertambah.
Hingga Senin, 13 September 2021, jumlah penerima suntikan vaksin dosis pertama mencapai 73.310.563 orang. Dalam sehari terakhir, ada penambahan 544.368 orang penerima vaksinasi dosis pertama.
Kemudian, jumlah warga Indonesia yang sudah mendapatkan suntikan vaksin corona dosis kedua mencapai 42.104.839 orang, atau bertambah 370.105 jiwa.
Sementara penerima vaksinas dosis ketiga bertambah 5.544 jiwa atau menjadi 784.374 orang. Vaksin dosis ketiga ini hanya diberikan kepada para tenaga kesehatan (nakes).
Data di atas berdasarkan laporan Satgas Penangangan Covid-19 yang dikumpulkan hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Melihat data tersebut, berarti masih butuh waktu tak sebentar guna mencapai target pemerintah, yakni vaksinasi Covid-19 terhadap 208,2 juta penduduk Indonesia.
Angka sedikit berbeda ditampilkan laman vaksin.kemkes.go.id mengingat data dikumpulkan pada waktu tidak sama, yakni sampai dengan pukul 18.00 WIB, 13 September 2021.
Berdasarkan laporan dari laman resmi milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut, data vaksinasi Indonesia secara terperinci adalah sebagai berikut:
- Total vaksinasi dosis ke-1: 73.839.683 orang (35,45% dari target)
- Total vaksinasi dosis ke-2: 42.329.062 orang (20,32% dari target)
- Vaksinasi lansia dosis ke-1: 5.696.722 orang (26,43% dari target)
- Vaksinasi lansia dosis ke-1: 4.037.864 orang (18,73% dari target).
Merujuk laman yang sama, stok vaksin di setiap provinsi dalam kondisi berlainan hingga pukul 17.00 WIB hari ini. Di antara 34 provinsi, stok dosis vaksin paling sedikit ada di Kalimantan Barat, yakni 0. Selain itu, Sulawesi Barat yang mempunyai stok vaksin 1.090 dosis saja hingga hari ini.
Adapun provinsi dengan jumlah stok vaksin terbanyak adalah Jawa Tengah, yakni 1.764.43 dosis. Di posisi berikutnya adalah Jawa Timur dengan stok vaksin 1.460.707 dosis, dan Jawa Barat yang mempunyai 1.221.918 dosis. Sementara ini, tiga provinsi itu saja yang memiliki stok vaksin lebih dari 1 juta dosis.
Jika melihat data estimasi sisa hari dari stok vaksin yang paling lama, 5 provinsi secara berurutan ialah Papua (87 hari), Sulawesi Utara (56 hari), Papua Barat (56 hari), Sulawesi Tengah (48 hari), dan Maluku Utara (35 hari).
Data Stok Vaksin Corona Nasional
Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, hingga Minggu, 12 September 2021, Indonesia telah menerima kiriman 232 juta dosis vaksin corona, dalam bentu jadi maupun bahan baku. Dari jumlah tersebut, sebanyak 114 juta dosis vaksin telah digunakan untuk vaksinasi.
Stok vaksin Indonesia bertambah setelah datang enam gelombang pengiriman vaksin pada tanggal 10 dan 11 September lalu.
Pada 10 September 2021, tercatat ada pengiriman 3 merek vaksin yang termasuk dalam kiriman tahap 52 hingga 55. Kiriman itu terdiri atas 639.990 dosis Vaksin Pfizer, 2.079.000 dosis Vaksin CoronaVac (Sinovac), 615.000 dosis Vaksin AstraZeneca, dan 358.700 dosis vaksin AstraZeneca lagi (tahap 55).
Setelah itu, pada 11 September 2021, datang 2 tahap pengiriman. Kiriman pertama atau tahap ke-56, adalah 500.000 dosis vaksin Johnson & Johnson. Pengadaan vaksin ini hasil skema bilateral dose-sharing dengan Pemerintah Belanda.
Kedatangan vaksin corona buatan Janssen Pharmaceutical Companies ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. Vaksin Johnson & Johnson telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan POM RI pada 7 September lalu.
Berbeda dengan yang sebelumnya sudah didistribusikan di Indonesia, vaksin Johnson & Johnson hanya membutuhkan 1 dosis (0,5ml) suntikan intramuskular. Sementara ini, vaksin tersebut cuma digunakan untuk masyarakat dengan usia lebih dari 18 tahun.
Pada hari yang sama, suplai vaksin Sinovac ke Indonesia kembali bertambah dengan kedatangan tahap 57. Sebanyak 2.075.000 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi tiba di Indonesia pada 11 September lalu. Pengiriman ini merupakan realisasi kerja sama multilateral Pemerintah Indonesia dengan COVAX Facility.
Selain Johnson & Johnson, dua merek vaksin lain kemungkinan juga akan segera datang ke tanah air. Pada 7 September lalu, Badan POM RI menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) untuk dua merek sekaligus, yakni vaksin Janssen (Johnson & Johnson) dan vaksin Convidecia (Cansino). Pada 25 Agustus lalu, Badan POM RI juga sudah menerbitkan UEA untuk Vaksin Sputnik-V.
Vaksin Sputnik-V dikembangkan The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia, dan penggunaannya di Indonesia didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA. Sementara vaksin Johnson & Johnson didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA.
Adapun vaksin Convidecia dikembangkan oleh CanSino Biological Inc bersama Beijing Institute of Biotechnology, serta pemakaiannya di tanah air didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang EUA.
Dengan demikian, sudah ada 9 merek vaksin yang mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (UEA) dari Badan POM RI, yakni:
- Vaksin Sinovac (CoronaVac)
- Vaksin Covid-19 Bio Farma (bahan baku dari Sinovac)
- Vaksin AstraZeneca
- Vaksin Sinopharm
- Vaksin Moderna
- Vaksin Pfizer-BioNTech (Comirnaty)
- Vaksin Sputnik-V
- Vaksin CanSino
- Vaksin Johnson & Johnson.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan pemerintah sedang terus berupaya meningkatkan ketersediaan vaksin corona di dalam negeri.
"Dengan demikian, program vaksinasi dapat berjalan secara merata di Indonesia dan melindungi masyarakat dari penularan Ccovi-19," kata Wiku pada Jumat lalu (10/9/2021).
"Pemerintah juga menyampaikan apresiasi ke masyarakat yang antusias dalam mengikuti program vaksinasi," ujar dia.
Editor: Yantina Debora