tirto.id - Kapal yang tersangkut di Terusan Suez hingga saat ini masih dalam proses evakuasi. Dilansir USA Today, pada Minggu (28/3/2021) waktu setempat, sebelas kapal tunda bekerja sepanjang hari untuk mengeruk pasir dan lumpur dari sekitar Ever Given, yang memiliki tulisan Evergreen di badan kapalnya.
Ever Given atau Evergreen adalah salah satu kapal kargo terbesar di dunia, menurut manajer teknis kapal, Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM).
Dua kapal tunda tambahan dikerahkan pada Minggu waktu setempat ke Terusan Suez Mesir untuk membantu upaya membebaskan kapal kontainer berukuran pencakar langit yang terjepit selama berhari-hari di jalur air penting ini.
Ever Given, kapal milik Jepang berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, terjebak sejak Selasa di bentangan kanal Suez satu jalur itu.
Pihak berwenang mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi di Terusan Suez akibat kapal Evergreen tersangkut. Kanal tidak bisa digunakan, dan prediksi kerugian mencapai $9 miliar sehari (sekitar Rp129 triliun). Hal ini semakin mengganggu jaringan pengiriman global yang sudah bermasalah karena pandemi.
Kapal tunda yang didatangkan untuk membantu evakuasi Evergreen di Terusan Suez pada hari Minggu adalah Alp Guard berbendera Belanda dan Carlo Magno berbendera Italia.
Kapal tunda, bersama dengan setidaknya 10 kapal lainnya yang sudah ada di sana, akan digunakan untuk mendorong Ever Given sepanjang 400 meter. Sementara itu, kapal keruk terus menyedot pasir dari bawah kapal dan lumpur yang mengepul di sisi kiri kapal.
Dilansir AP News, Bernard Schulte mengatakan tim juga menunggu kedatangan peralatan tambahan untuk mengeruk dasar laut kanal. THSD Causeway, kapal keruk yang terdaftar di Siprus juga diharapkan tiba pada hari Selasa.
Pihak berwenang membatalkan upaya evakuasi yang direncanakan hari Minggu karena menunggu lebih banyak bantuan kapal tunda dan kapal keruk. Mereka berencana untuk melakukan upaya membebaskan kapal Senin (29/3/2021) bertepatan dengan air pasang.
Para pejabat berusaha keras untuk menghindari pembongkaran kapal, yang kemungkinan akan menambah hari-hari penutupan kanal. Mengambil kontainer dari kapal akan membutuhkan derek dan peralatan lain yang belum tiba.
Pada hari Sabtu, kepala Otoritas Terusan Suez Letnan Jenderal Osama Rabei mengatakan kepada wartawan bahwa angin kencang "bukan satu-satunya penyebab" Evergreen kandas. Ia menambahkan, penyelidikan sedang berlangsung dan tidak mengesampingkan kesalahan manusia atau teknis.
Bernhard Schulte Shipmanagement menyatakan "penyelidikan awal mereka mengesampingkan kegagalan mekanis atau mesin apa pun sebagai penyebab kandas". Namun, setidaknya satu laporan awal menunjukkan "pemadaman listrik" melanda kapal raksasa yang membawa sekitar 20.000 kontainer pada saat kejadian.
Rabei mengatakan dia tetap berharap bahwa pengerukan dapat membebaskan kapal tanpa harus mengeluarkan muatannya. Ia menambahkan, "kami berada dalam situasi yang sulit, ini adalah insiden yang buruk."
Ditanya tentang kapan mereka akan membebaskan kapal dan membuka kembali kanal, dia berkata: "Saya tidak bisa mengatakan karena saya tidak tahu."
Ever Given atau Evergreen terjepit sekitar 6 kilometer (3,7 mil) di utara pintu masuk kanal Laut Merah dekat kota Suez.
Penutupan jalur air penting yang berkepanjangan akan menyebabkan penundaan dalam rantai pengiriman global. Sekitar 19.000 kapal melewati kanal tahun lalu, menurut angka resmi.
Sekitar 10% perdagangan dunia terjadi melalui Terusan Suez. Penutupan tersebut dapat memengaruhi pengiriman minyak dan gas ke Eropa dari Timur Tengah.
Editor: Agung DH