tirto.id - Pusat Vulkaologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, Gunung Ili Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi dengan ketinggiannya mencapai 750 meter pada hari ini, Senin, 27 Maret 2023.
Seperti diberitakan Antara News, berdasarkan pantauan PVMBG di pos pemantau, erupsi terlihat keluar dari puncak gunung Ili Lewotolok dengan ketinggian abu fluktuatifnya mengalami kenaikan dari erupsi sebelumnya berkisar 500 dan 700 meter, sedangkan saat ini mencapai 750 meter.
Menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Stanis Arakian, berdasarkan hasil pemantauan gunung tersebut, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut.
Meskipun Gunung Ile Lewotolok kembali erupsi, Stanis Arakian menjelaskan bahwa status Gunung Ili Lewotolok justru cenderung menurun, dari sebelumnya berstatus Level III atau Siaga menjadi Level II atau Waspada terhadap potensi bencana.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, PVMBG memberikan imbauan kepada masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar tidak memasuki maupun melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari puncak gunung.
Sementara sehari sebelumnya, mengutip laporan magma.esdm.go.id pada 26 Maret 2023 dari periode 00.00 – 24.00 WITA, situasi Gunung Ili Lewotolok, tercatat mengalami 57 kali gempa letusan/erupsi, 3 kali gempa guguran, dan 182 kali gempa hembusan.
Selain itu, Gunung Ili Lewotolok juga dalam periode tersebut tercatat mengalami 7 kali harmonik, 5 kali tremor non-harmonik, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 1 kali gempa tektonik lokal, serta 3 kali gempa tektonik jauh.
Sebagai informasi, Gunung Ili Lewotolok terakhir kali menunjukkan erupsi dahsyat pada November 2020 lalu, di mana ketinggian abu vulkaniknya mencapai 4.000 meter hingga mengakibatkan tiga desa yang berada di kaki gunung tersebut diungsikan ke wilayah kota.
Lebih dari itu, erupsi gunung Ili Lewotolok pada tahun 2020 juga mengeluarkan material longsor dan abu yang mengganggu pernapasan warga yang pemukimannya berdekatan dengan gunung tersebut.
Situasi Terkini Gunung Ile Lewotolok
Melansir magma.esdm.go.id, Gunung Api Ili Lewotolok terletak di KabKota Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Pengamatan Visual
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah barat dan barat laut.
Keterangan Lainnya
Secara visual guguran teramati masih berada didalam area kawah
Klimatologi
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 23.2-31°C. Kelembaban 82-87%.
Pengamatan Kegempaan
- 57 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13.1-37.7 mm, dan lama gempa 34-66 detik.
- 3 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-2.3 mm dan lama gempa 49-80 detik.
- 182 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.2-21.5 mm, dan lama gempa 14-63 detik.
- 7 kali Harmonik dengan amplitudo 3-11.3 mm, dan lama gempa 88-259 detik.
- - 5 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 1.2-7.8 mm, dan lama gempa 68-121 detik.
- 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2.5 mm, dan lama gempa 13 detik.
- 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 1.4 mm, S-P 8.6 detik dan lama gempa 39 detik.
- 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2.3-3.7 mm, S-P 14.5-16.8 detik dan lama gempa 50-83 detik.
Rekomendasi
(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.
(2) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(3) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto