tirto.id - Angka kasus corona COVID-19 di seluruh dunia terus bergerak naik. Situs Worldmetersmelaporkan, hingga Kamis, 5 Februari 2021, pukul 16.19 WIB, total jumlah kasus secara global kini mencapai 105,457,587 dengan 2,295,576 kematian.
Saat ini, di seluruh dunia ada 25,858,724 kasus aktif dan pasien yang dinyatakan telah sembuh ada sebanyak 77,158,682 orang.
Amerika Serikat masih memimpin di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak di seluruh dunia, yaitu mencapai 27,273,890, dengan 466,988 kematian.
Negara kedua kasus terbanyak adalah India dengan 10,803,533, menyusul Brasil di urutan ke-3 dengan 9,397,769 kasus.
Hari ini, Rusia mendapat tambahan kasus baru sebanyak 16,688 dan 527 kematian. Total jumlah kasus mencapai 3,934,606 dan kini berada di urutan ke-4 dunia.
Inggris berada di urutan ke-5 dengan jumlah kasus mencapai 3,892,459, lalu disusul Prancis dengan 3,274,608.
Sementara itu, Indonesia kini berada di urutan ke-19 dengan jumlah kasus mencapai 1,123,105. Jumlah pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19 sebanyak 31,001, dan yang telah sembuh sebanyak 917,306. Tercatat ada 174,798 kasus aktif.
Menurut laporan data terakhir dari situs www.covid19.go.id, hingga hari ini pukul 16.15 WIB, ada sebanyak 11.749 kasus baru di Indonesia.
Tes GeNose di Indonesia diberlakukan hari ini
Alat penyaringan (screening) COVID-19 buatan dalam negeri GeNose siap digunakan sebagai syarat perjalanan penumpang kereta api jarak jauh dan telah diberlakukan mulai hari ini, Kamis, 5 Februari 2021 di dua stasiun KA yaitu Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan Stasiun Tugu, Yogyakarta.
GeNose diklaim memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif COVID-19.
Selain mengklaim cepat dalam melakukan deteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan alat ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan tes usap PCR yaitu sekitar Rp15 ribu hingga Rp20 ribu untuk sekali pemeriksaan.
GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 dan keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus.
Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).
Alat ini juga dilengkapi dengan sistem cloud computing yang memungkinkan untuk deteksi virus Corona jenis baru secara real time.
Editor: Agung DH