tirto.id - Kasus positif Corona di dunia pada hari ini, Minggu (13/12/2020) telah melebihi angka 72 juta di mana kasus aktif sebanyak 20 juta lebih.
Dikutip Worldometers per pukul 12.00 WIB, kasus positif COVID-19 secara global adalah 72.109.510. Dari jumlah tersebut yang meninggal dunia ada 1.611.637 orang dan yang berhasil sembuh sebanyak 50.492.257 pasien.
Update COVID-19 13 Desember 2020
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus positif Corona terbanyak dunia, yakni 16.549.366 kasus.
Berikut ini daftar 10 negara dengan kasus positif Corona terbanyak dunia untuk hari ini:
1. Amerika Serikat: 16.549.366 kasus, 305.082 orang meninggal dunia, dan 9.644.325 pasien berhasil sembuh.
2. India: 9.857.380 kasus, 143.055 orang meninggal dunia, dan 9.357.464 pasien berhasil sembuh.
3. Brasil: 6.880.595 kasus, 181.143 orang meninggal dunia, dan 5.969.706 pasien berhasil sembuh.
4. Rusia: 2.625.848 kasus, 46.453 orang meninggal dunia, dan 2.085.958 pasien berhasil sembuh.
5. Prancis: 2.365.319 kasus, 57.761 orang meninggal dunia, dan 175.891 pasien berhasil sembuh.
6. Inggris: 1.830.956 kasus dan 64.026 orang meninggal dunia.
7. Italia: 1.825.775 kasus, 64.036 orang meninggal dunia, dan 1.076.891 pasien berhasil sembuh.
8. Turki: 1.809.809 kasus, 16.199 orang meninggal dunia, dan 1.581.565 pasien berhasil sembuh.
9. Spanyol: 1.741.439 kasus dan 47.624 orang meninggal dunia.
10. Argentina: 1.494.602 kasus, 40.668 orang meninggal dunia, dan 1.330.160 pasien berhasil sembuh.
Sementara Indonesia, semakin naik saja posisinya menjadi urutan ke-19 dunia dengan kasus positif COVID-19 terbanyak, padahal sehari sebelumnya berada di posisi 20.
Per hari ini, Indonesia mencatatkan 611.631 kasus positif Corona secara kumulatif, ada tambahan sebanyak 6.388 kasus.
Sementara jumlah kematian sebanyak 18.653 orang dan pasien yang berhasil sembuh 501.376 orang. Tercatat kasus aktif mencapai 15 persen atau 91.602 orang.
Pesan WHO Terbaru Soal Pandemi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, dalam mengatasi pandemi masyarakat harus melakukannya di atas dasar hak asasi manusia, termasuk hak atas kesehatan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan hal itu berkaitan dengan Hari Hak Asasi Manusia yang diperingati setiap 10 Desember dan Hari Cakupan Kesehatan Sedunia pada 12 Desember.
"Dua hari yang sangat berdekatan ini, di akhir tahun yang sangat sulit ini, adalah pengingat bahwa saat kita membangun kembali dari krisis ini, kita harus melakukannya di atas dasar hak asasi manusia termasuk hak atas kesehatan," kata Tedros.
Tedros menyampaikan bahwa COVID-19 telah memicu krisis ekonomi global yang dalam yang dapat berdampak jangka panjang pada pembiayaan kesehatan.
"Krisis COVID-19 memberikan kesempatan untuk 'pengaturan ulang' di negara-negara dengan sistem pembiayaan kesehatan yang lemah," ujarnya.
Sementara penutupan sekolah yang berkepanjangan juga menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak.
WHO pun telah merilis daftar periksa baru untuk mendukung sekolah dalam membuka kembali dan mempersiapkan kebangkitan COVID-19 dan krisis kesehatan masyarakat serupa.
"Musim perayaan adalah waktu untuk bersantai dan merayakan, tetapi kita tidak boleh mengendurkan kewaspadaan kita. Perayaan dapat dengan cepat berubah menjadi berkabung jika kita gagal mengambil tindakan pencegahan yang tepat," tutupnya.
Editor: Agung DH