tirto.id - Gaya hidup slow living menjadi perbincangan usai aktris Lulu Tobing menjelaskan dalam kanal YouTube Melaney Ricardo bahwa dia menjalani hidup dengan santai.
Dalam kesehariannya Lulu tidak memiliki rasa ambisi dan kompetisi yang harus dipenuhi. Lulu menuturkan bahwa sebagai seorang selebritis dia bahkan tidak terlalu aktif bersosial media.
Namun, menurutnya hidup yang seperti itu malah membuatnya nyaman. Lalu, apa sebenarnya slow living seperti yang diterapkan oleh Lulu Tobing?.
Very Well Mind menulis, slow living sering digambarkan sebagai seni menjalani hidup dengan santai. Di dunia yang serba cepat seperti sekarang, orang kerap melakukan sesuatu dengan terburu-buru, banyaknya pekerjaan dan tuntutan menjadi alasan orang bertahan pada ritme kehidupan ini. Akan tetapi, hal ini akhirnya membuat orang tidak menikmati waktu.
Trend slow living hadir dengan gagasan bahwa orang perlu mengambil langkah mundur dari cara hidup modern yang terburu-buru, dan menjadi lebih bijaksana dalam cara menghabiskan waktu, yaitu dengan menolak tekanan yang serba cepat saat ini.
"[Ini] tentang menciptakan hubungan yang bermakna dengan orang-orang dan lingkungan di sekitar kita, menjalani hidup tanpa tergesa-gesa atau khawatir, dan meluangkan waktu untuk menghargai momen-momen kecil," ujar Candace Kotkin-De Carvalho, seorang pekerja sosial berlisensi dan direktur klinis di Absolute Awakenings pada The Healthy.
Pendekatan ini mendorong individu untuk fokus pada perawatan diri, istirahat, rasa syukur, menyadari tindakan dan pikiran, dan pada akhirnya, mendapatkan kembali rasa kendali dalam hidup.
Apa Saja Manfaat Slow Living?
Mempraktikkan slow living dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang. Laman Pretty Slow memaparkan beberapa manfaat potensial dari slow living:
1. Mengurangi stres
Slow living mendorong laju kehidupan yang lebih lambat, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Dengan meluangkan waktu untuk melambat dan fokus pada saat ini, individu dapat memupuk rasa tenang dan rileks.
2. Meningkatkan kesehatan mental
Dengan menekankan perhatian dan perawatan diri, gaya hidup ini juga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental. Dengan merawat diri sendiri, terlibat dalam kegiatan yang membawa kegembiraan, dan memupuk rasa memiliki tujuan, individu dapat mengalami kebahagiaan, kepuasan, dan kesejahteraan yang lebih besar.
3. Kesehatan fisik yang lebih baik
Perawatan diri juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, seperti mengurangi risiko penyakit kronis, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kebugaran fisik secara keseluruhan. Dengan memprioritaskan perawatan diri, individu mungkin lebih mungkin untuk terlibat dalam kebiasaan sehat, seperti olahraga teratur dan diet seimbang.
4. Hubungan yang lebih kuat
Menekankan koneksi dan interaksi sosial membantu memperkuat hubungan dengan orang yang dicintai dan meningkatkan rasa kebersamaan. Dengan meluangkan waktu untuk terhubung dengan orang lain, individu dapat menumbuhkan rasa memiliki dan dukungan.
5. Meningkatkan kreativitas
Slow living juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi, karena individu memiliki lebih banyak waktu dan ruang mental untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mengejar hasrat kreatif. Dengan terlibat dalam kegiatan seperti menulis, melukis, atau bermusik, individu dapat merasakan kepuasan dan tujuan yang lebih besar.
Tips Melakukan Slow Living
Daniel Wysocki, seorang psikolog bersertifikat dengan praktik pribadi di Arkansas menjelaskan pada The Healthy bahwa menerapkan slow living yang lambat dimulai dengan menyadari bahwa waktu adalah sumber daya yang paling berharga dan terbatas.
Seseorang yang sudah lama menjalani hidup dengan terburu-buru mungkin akan merasakan kesulitan menghentikan gaya hidup itu dan beralih kepada slow living. Ini karena untuk menerapkan gaya hidup baru berarti harus memulai kebiasaan baru pula, oleh karena itu seseorang bisa melakukannya dengan perlahan.
"Hidup lambat adalah tentang menikmati perjalanan, alih-alih terburu-buru mencapai tujuan akhir-tenang saja dan nikmati hidup dengan kecepatan apa pun yang cocok untuk Anda," kata Kotkin-De Carvalho.
Lauren Cook-McKay, seorang terapis di Divorce Answers merekomendasikan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sederhana berikut ini untuk menerapkan slow living:
- Melakukan olah pernapasan untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan rasa rileks.
- Menghabiskan waktu di alam terbuka, yang diketahui dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
- Mengurangi waktu di depan layar untuk terhubung dengan momen saat ini dan menghentikan kebiasaan gangguan yang tidak penting.
- Memperlambat waktu saat menyantap makanan untuk menikmati setiap gigitan dan menikmati pengalamannya.
- Memprioritaskan ritual perawatan diri dengan menggunakan batasan untuk melakukan hal-hal yang membuat diri merasa baik, seperti berolahraga, membaca, melakukan peregangan, memasak, atau membuat jurnal.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari