Menuju konten utama

Traveling Murah Milenial: Strategi Liburan Hemat untuk First Jobber

“Anak-anak muda memilih low season makanya mereka dapat harga murah.”

Traveling Murah Milenial: Strategi Liburan Hemat untuk First Jobber
Ilustrasi open trip. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Traveling atau jalan-jalan adalah kebutuhan dan sudah selayaknya bisa dinikmati siapa saja, termasuk juga first jobber alias orang-orang yang baru merintis karier di dunia profesional.

Para dewasa muda yang baru awal berkarier ini bisa mempraktikkan strategi jalan-jalan hemat agar bisa berlibur tanpa membuat isi tabungan terlalu menipis.

Terkait hal ini, Surya Wijaya, Direktur PT. Dayawisata Intiindah, mengatakan para first jobber biasanya memilih waktu liburan low season.

“Anak-anak muda memilih low season makanya mereka dapat harga murah,” ujar Surya di konferensi pers Dwidayatour Carnival, Jakarta, Jumat (26/7/2019) dilansir Antara.

Yang dimaksud waktu high season adalah saat-saat seperti ketika libur sekolah, libur lebaran dan akhir tahun. Waktu-waktu ini biasanya harga-harga naik sekitar 30-40 persen.

Alih-alih memanfaatkan libur panjang pada masa libur bersama, Surya mengatakan anak-anak muda cenderung menunda cuti mereka untuk mendapatkan harga terjangkau.

Menurutnya, dibandingkan orang-orang yang sudah berkeluarga, generasi muda dianggap lebih fleksibel dalam menentukan waktu liburan. Saat sudah berkeluarga, ada lebih banyak faktor yang harus dipikirkan saat menentukan tanggal liburan, misalnya menunggu anak libur sekolah.

Sementara itu, saat ini banyak tujuan wisata di luar negeri yang terjangkau untuk anak muda. Beberapa di antaranya adalah wisata ke Thailand menjelajahi kota Bangkok, Pattaya hingga Phiphi Island, tur ke Malaysia - Singapura - Thailand hingga Korea Selatan.

Generasi Y yang kini berusia antara 20-an hingga 30-an semakin mendominasi persentase konsumen biro perjalanan. Calon wisatawan bisa mengatur sendiri jadwal liburan dari A-Z atau membeli tiket pesawat murah kemudian memilih tur yang sesuai dengan dana yang sudah disisihkan.

Hendriyapto, Chief Operations Officer Dwidayatour, mengatakan konsumen dari Dwidayatour yang dulu didominasi usia 30-50 tahun bergeser menjadi usia 25-35 tahun.

“Generasi Y dulu 40 persen, sekarang semakin banyak jadi 50-55 persen,” kata Hendri.

Terkait hal ini, untuk menggaet lebih banyak konsumen usia muda, dia mencari alternatif pembayaran selain kartu kredit yang belum banyak dipakai generasi tersebut.

“Kami mendorong (pembayaran) debit dan Gopay,” kata dia, menambahkan hasilnya sesuai ekspektasi.

Baca juga artikel terkait TRAVELING

tirto.id - Hobi
Sumber: Antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maya Saputri