tirto.id - Dua kecelakaan pesawat TransAsia Airways tidak hanya merenggut korban jiwa tetapi menyebabkan kerugian keuangan. Karenanya, pihak maskapai penerbangan Taiwan ini pada Selasa (22/11/2016) menyatakan rencananya untuk menutup perusahaan.
Para anggota direksi mencapai kesepakatan dalam rapat untuk menutup TransAsia Airways, dengan semua penerbangan akan dihentikan. Pada kesempatan itu, pihak maskapai juga meminta maaf karena tidak dapat memenuhi harapan publik.
“Rapat dewan direksi hari ini menyetujui keputusan penutupan perusahaan dan penghentian semua penerbangan mulai hari ini,” ungkap CEO Liu Tung-ming soal keputusan penutupan itu, seperti dikutip Antara.
Kecelakaan tragis pesawat dengan kode penerbangan GE235 pada Februari 2015 menarik perhatian dunia karena rekaman video menunjukkan pesawat menukik di atas jembatan layang dan kemudian jatuh ke sungai sesaat setelah lepas landas dari Taipei. Insiden itu menewaskan 43 orang.
Kecelakaan tersebut terjadi hanya tujuh bulan setelah pesawat lain menabrak pepohonan dan rumah warga dekat Kota Magong di Pulau Penghu sehingga merenggut 48 korban jiwa.
TransAsia merupakan maskapai penerbangan swasta pertama Taiwan yang didirikan pada 1951. Setelah terjadinya kedua insiden tragis tersebut, perusahaan membuat enam program pelatihan.
Maskapai ini mengalami kerugian 1,1 miliar dolar Taiwan (setara Rp464 miliar) pada tahun lalu. Kerugian tersebut meroket menjadi 2,2 miliar dolar Taiwan pada kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya, pada Oktober anak perusahaan TransAsia, yakni maskapai berbiaya murah V Air juga telah gulung tikar.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari