tirto.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengaku, sepanjang Januari sampai dengan November 2016 telah berhasil menyita narkoba berupa sabu sebanyak 990 kilogram, ganja 3 ton 51 kilogram, ekstasi 616.534 butir dan menangkap tersangka 196 orang. Total aset sitaan tersebut ditaksir mencapai Rp261.863.413.000.
"Dari 21 kasus yang kita tangani, salah satu Kasus yang sedang disidik oleh BNN melibatkan tersangka tindak pidana pencucian uang yang memiliki nilai transaksi mencapai Rp3,6 triliun yang sampai saat ini masih didalami oleh BNN bekerja sama dengan PPATK, BI, OJK, dan Kemenkumham," jelas Kepala BNN Komjen Budi Waseso saat menggelar aksi pemusnahan barang bukti narkoba di silang Monas, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Buwas-- sapaan akrab Budi Waseso-- menyampaikan peredaran narkoba di tingkat internasional semakin besar. Saat ini, narkoba yang diproduksi lebih banyak berjenis sintetis daripada narkoba alami. Narkoba sintetis ini banyak diproduksi di Cina, Myanmar, dan Filipina.
Ia menjelaskan pemusnahan barang bukti yang dilaksanakan pagi ini telah menyelamatkan 3 juta nyawa warga Indonesia. Namun, Buwas menilai masih perlu tindak lebih lanjut di masa depan agar jumlah narkoba dapat terus berkurang. Ia pun mengajak aparat untuk lebih serius dalam memberantas narkoba.
"Oleh karena itu, aparat penegak hukum diharapkan bersinergi satu sama lain profesional dan berkomitmen," ujarnya.
Sementara, Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi mengatakan kegiatan pemusnahan yang berlangsung di Monas merupakan pemusnahan ke-15 dan menjadi salah satu pemusnahan skala terbesar yang pernah dilakukan BNN sepanjang 2016.
"Ini yang terbesar," tutur Slamet.
Slamet mengatakan peredaran narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Ia mencontohkan dalam penangkapan periode September-Oktober 2016 yang dimusnahkan pagi ini pihaknya telah menyita 445 kilogram, ekstasi sebanyak 190.840, ganja 422 kilogram, dan Happy Five sebanyak 323.000. Ia mengatakan, barang bukti itu berasal dari 29 tersangka yang ditangkap dalam 2 bulan terakhir.
Slamet mengakui bahwa maraknya peredaran narkoba di masyarakat itu karena penangkapan kurang optimal, sementara BNN mengalami kekurangan tenaga personel di lapangan. Ia mencontohkan saat ini personel yang dimiliki BNN hanya 12.000 se-Indonesia. Padahal, jumlah personel ideal BNN se-Indonesia untuk memberantas narkoba setidaknya dibutuhkan 70.000 personel.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Agung DH