Menuju konten utama

TKN: Soal "Ndasmu", Prabowo Bukan Hanya Rendahkan Jokowi

Menurut Ace, apa yang disampaikan Prabowo adalah bentuk pandangan ekonomi yang tidak benar. Seharusnya dia bisa mengapresiasi apa yang dicapai pemerintah saat ini.

TKN: Soal
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily. FOTO/golkar.or.od

tirto.id -

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin merasa Prabowo bukan hanya merendahkan Jokowi, tetapi juga kerja keras Indonesia dalam memperjuangkan peningkatan ekonomi.

Hal itu dikatakan Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily menanggapi pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang tak sepakat jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dikatakan baik.

Dalam pidatonya di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (7/4/2019), Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut kata ndasmu menyikapi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen di masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Saudara-saudara sekalian, kondisi ekonomi dalam keadaan baik. Pertumbuhan kita lima persen. Lima persen ndasmu," kata Prabowo.

"Kata ndasmu yang digunakan Prabowo ketika merespons ekonomi tumbuh lima persen, jelas sebuah narasi yang bukan hanya merendahkan Jokowi, tapi juga kerja keras bangsanya sendiri," kata Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily melalui keterangan tertulisnya, Senin (8/3/2019).

Menurut Ace, apa yang disampaikan Prabowo adalah bentuk pandangan ekonomi yang tidak benar. Seharusnya dia bisa mengapresiasi apa yang dicapai pemerintah saat ini.

Alasan Ace, pertumbuhan itu sudah cukup baik di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Jokowi sendiri sadar itu belum cukup dan memang mengusahakan agar pertumbuhan ekoniminya bisa lebih pesat lagi.

"Banyak negara yang mengalami turbulensi akibat situasi ekonomi global ini. Berbeda dengan Prabowo yang selalu pesimisme dan merendahkan prestasi bangsa sendiri. Capaian ekonomi negara kita justru banyak diapresiasi oleh lembaga-lembaga internasional," klaim Ace.

Melihat gaya Prabowo, Ace memandang mantan Danjen Kopassus itu memang tak berubah sejak awal kampanye Pilpres 2019, yaitu meniru gaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun seharusnya gaya ini tidak dipertahankan.

"Pemimpin harusnya menjadi contoh dan teladan dalam berbicara di depan publik. Prabowo bukan sekali ini bicara kasar ke publik atau bahkan ke pendukungnya sendiri. Karakter pemimpin yang suka menghardik, pemarah dan juga bicara bukanlah budaya bangsa Indonesia," tegasnya lagi.

Dalam bahasa Jawa kata ndasmu berarti kepalamu, yang biasa digunakan sebagai umpatan untuk menyatakan ketidaksetujuan terhadap suatu pernyataan.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Nur Hidayah Perwitasari