tirto.id - Penampilan calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin dalam debat pertama Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sangat minim dibandingkan kandidat lainnya. Dibandingkan Sandiaga Uno yang juga berposisi sebagai cawapres, Ma'ruf Amin hanya terlihat berbicara panjang saat membahas terorisme.
Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Benny Ramdhani mengakui, memang sudah menjadi strategi dari pihaknya untuk meminimalkan porsi Ma'ruf Amin dan memberikan porsi tampil yang lebih besar bagi Jokowi.
"Tampilnya Pak Ma'ruf Amin, bisa dikatakan sebagai strategi kita juga," ujar Benny dalam diskusi Polemik bertema 'Panggung Dramaturgi Debat Capres' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).
Politikus Partai Hanura itu menjelaskan, minimnya peran Ma'ruf Amin dalam debat pertama juga disesuaikan dengan konstitusi di mana peran seorang wakil presiden tidak boleh seagresif presidennya. Kata Benny, hal tersebut juga merupakan adab politik yang harus diikuti.
"Tidak boleh Pak Ma'ruf Amin tampil lebih agresif, kemudian mengambil posisi yang lebih dominan dari seorang presiden," ucap Benny.
Benny menambahkan, porsi besar Ma'ruf Amin sebetulnya telah disiapkan pada debat ketiga yakni debat antar calon wakil presiden, di mana Ma'ruf akan berhadapan langsung dengan Sandiaga. Tema dalam debat ketiga ini adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya yang akan digelar pada 17 Maret 2019.
Benny tak sependapat bila dalam debat pertama kemarin, peran Ma'ruf Amin hanyalah sebagai pengambil bola undian. TKN Jokowi-Ma'ruf, lanjutnya sudah menyiapkan materi yang memang menjadi porsi besar untuk disampaikan Ma'ruf Amin pada debat ketiga nanti.
"Kami sudah siapkan kejutan untuk penampilan Ma'ruf Amin," pungkasnya.
Sebelumnya, Ma'ruf beralasan dia sengaja banyak diam lantaran debat pertama kemarin lebih menjadi ajang buat capres.
"Presiden harus lebih dominan, saya hanya menambah saja. Makanya tadi malam pun saya tidak banyak bicara," kata Ma'ruf, Jumat (18/1/2019).
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
