tirto.id - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo pada Jumat (1/7/2022) siang. Sebagai politikus senior di PDIP, Tjahjo dikenang Hasto sebagai sosok yang penuh semangat dan penyabar.
"Almarhum salah satu kader terbaik partai, sosok penyabar, penuh semangat persahabatan dan kepemimpinannya menyejukkan," kenang Hasto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/7/2022).
Hasto mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan seluruh keluarga besar PDIP berduka atas wafatnya Tjahjo Kumolo yang pernah menjabat sebagai Sekjen PDIP periode 2010-2015.
“Beliau salah satu kader terbaik Partai. Mas Tjahjo dikenal sebagai sosok pemimpin dengan kesabaran tinggi, santun, dan menampilkan kepemimpinan penuh semangat persahabatan dan menyatukan," ujar Hasto.
Hasto juga mengatakan bahwa Megawati Soekarnoputri telah memberikan arahan kepada seluruh kader, anggota, dan simpatisan partai untuk mengibarkan bendera PDIP setengah tiang di kantor-kantor partai.
"PDI Perjuangan akan memberikan penghormatan dengan protokol Partai," katanya.
Dilansir dari Antara, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengenang Tjahjo Kumolo sebagai sosok yang sangat sederhana dan selalu mengingatkan tentang pentingnya menjaga rasa sabar serta semangat.
Ia mengaku banyak belajar dari Tjahjo mengenai kehidupan. Menurut dia, dengan senyumnya yang khas itu Tjahjo mengajarkan untuk selalu sabar, untuk selalu berjuang.
“Saya dan keluarga merasakan dukacita yang mendalam, begitu juga partai PDI Perjuangan merasakan dukacita mendalam kehilangan kader yang terbaik, beliau kami sebut sekjen senior yang selalu di hati kami.”
Eriko mengatakan, Tjahjo meski dengan kesibukannya mengemban amanah sebagai Menpan-RB tidak pernah melupakan teman.
“Kadang-kadang dalam situasi yang kita tidak menduga beliau telepon, apa kabar Dik? apa kabar Mas? Bagaimana, tetap semangat ya? Nah itu hal-hal yang tidak pernah bisa kita lupakan dari beliau,” ujarnya.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Bayu Septianto