tirto.id - Semakin mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, manuver partai politik untuk membentuk koalisi makin getol terdengar. Salah satu isu yang santer diperbincangkan dalam beberapa waktu belakangan adalah soal kemungkinan adanya koalisi besar partai politik.
Pertemuan enam partai politik dalam acara silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2023) makin memperkuat isu akan terbentuknya koalisi besar partai-partai tersebut. Adapun acara silaturahmi dengan presiden ini sebenarnya mengundang partai pendukung pemerintah, tetapi Partai Nasional Demokrat (NasDem), yang telah membentu koalisi sendiri absen dalam acara di Istana Merdeka tersebut.
Media sosial pun ramai mendiskusikan potensi terbentuknya koalisi besar yang baru. Senin (1/5/2023), sebuah video dengan narasi terbentuknya koalisi besar baru yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk Pemilu 2024 diunggah oleh akun bernama "Seintabel".
"Koalisi Besar Terjadi !! 7 Ketum Parpol Ini Sepakat Dukung Ganjar Capres 2024," begitu bunyi keterangan penyerta video.
Perlu diketahui bahwa Ganjar Pranowo adalah capres usungan DPP PDIP, yang juga merupakan partai Jokowi.
Video dalam unggahan berdurasi sembilan menit empat detik berisikan cuplikan komentar beberapa pengamat politik, dilanjutkan informasi dari narator yang disertai footage dari yang menggambarkan kegiatan sejumlah partai politik dan Ganjar Pranowo.
Sampai Kamis (4/5/2023), video tersebut telah disaksikan sebanyak 129 ribu kali. Sementara unggahan telah mendapat 2.300 impresi (likes dan emoticons), 975 komentar, dan dibagikan ulang 115 kali.
Lalu benarkah klaim terbentuknya koalisi baru yang mendukung Ganjar Pranowo menjadi calon presiden di Pemilu 2024?
Penelusuran Fakta
Menyaksikan keseluruhan video, tidak ada satupun pernyataan yang menjelaskan tentang koalisi yang melibatkan tujuh ketua partai politik mendukung Ganjar Pranowo untuk Pemilu 2024.
Bagian awal video berisi, komentar sejumlah analisis politik, salah satunya wawancara Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dengan Kompas TVberikut. Komentar-komentar ini terkait dengan peran Jokowi menjelang Pemilu 2024. Salah satunya dalam upaya membentuk koalisi besar, tetapi tidak ada pembicaraan mengenai koalisi mendukung Ganjar Pranowo.
Sementara bagian kedua video, berisikan suara narator dengan latar sejumlah footage. Hasil transkrip menunjukkan kalau narator membacakan sejumlah artikel, termasuk artikel opini dan artikel dari media nasional.
Artikel pertama yang dibacakan adalah opini di Seword tentang prediksi langkah dua partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Golkar dan PAN setelah PPP, anggota koalisi lainnya, menyampaikan dukungan ke Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilu 2024.
Artikel kedua yang dibacakan narator adalah berita kunjungan Ganjar Pranowo ke Makassar. Isi artikel yang dibacakan serupa dengan artikel Tribunnews.
Artikel berikutnya adalah soal penunjukkan Ahmad Basarah dan Adian Napitupulu sebagai koordinator dan wakil koordinator tim relawan pemenangan Ganjar Pranowo, dari artikel berbeda di Tribunnews.
Terakhir, artikel yang dibacakan adalah artikel Antara, soal komentar Hasto tentang calon wakil presiden yang cocok untuk Ganjar Pranowo.
Keempat artikel tersebut tidak ada yang menegaskan klaim terbentuknya koalisi partai besar, pendukung pemerintah yang akan mendukung Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Lebih lanjut, sampai Mei 2024, berdasar informasi dari sejumlah media nasional, disebutkan kalau sejauh ini baru ada tiga koalisi jelang Pemilu 2024 yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang meliputi Golkar, PAN, & PPP; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) meliputi Gerindra dan PKB; serta Koalisi Perubahan meliputi NasDem, PKS, dan Demokrat.
Memang ada wacana untuk membentuk koalisi besar partai politik. Namun, koalisi tersebut juga diproyeksikan adalah peleburan KIB dengan KKIR yang kemungkinan juga tidak akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Editor: Farida Susanty