Menuju konten utama

The Fed Naikkan Suku Bunga, Begini Dampak untuk Indonesia

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman mengatakan, normalisasi moneter kenaikkan suku bunga bank sentral AS akan mempengaruhi sektor eksternal Indonesia.

The Fed Naikkan Suku Bunga, Begini Dampak untuk Indonesia
Ilustrasi Federal Reserve System. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikkan ini merupakan terbesar kedua berturut-turut, karena peningkatan inflasi tidak menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman mengatakan, normalisasi moneter kenaikkan suku bunga bank sentral AS akan mempengaruhi sektor eksternal Indonesia. Khususnya pada arus pasar modal dalam negeri.

"Situasi tersebut telah meningkatkan risiko terhadap posisi cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar Rupiah," kata Faisal dalam kajiannya yang diterima di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Potensi tersebut, menurutnya tetap ada meski kinerja ekspor cukup baik di tengah harga komoditas yang tinggi. Sementara itu, kata dia Indonesia masih bisa untuk tetap menjalankan serangkaian surplus perdagangan yang besar.

Dia menjelaskan otoritas AS menegaskan kembali bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target untuk suku bunga akan sesuai. Hal ini akan melanjutkan proses pengurangan ukuran neraca secara signifikan.

Indikator belanja dan produksi di Negeri Paman Sam baru-baru ini telah melunak dan inflasi tetap jauh di atas tujuan jangka panjang, yakni dua persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di atas ekspektasi sebesar 9,1 persen pada Juni 2022, dengan perubahan pada inflasi inti sebesar 5,9 persen.

"Pertumbuhan belanja konsumen telah melambat secara signifikan, sebagian mencerminkan pendapatan riil yang dapat dibelanjakan dan kondisi keuangan yang lebih ketat. Investasi bisnis tetap juga terlihat menurun pada kuartal kedua," ungkapnya.

Terlepas dari perkembangannya, pasar tenaga kerja tetap sangat ketat, dengan tingkat pengangguran mendekati level terendah 50 tahun, lowongan pekerjaan mendekati level tertinggi dalam sejarah, dan pertumbuhan upah meningkat.

Dengan demikian, dia memperkirakan langkah Fed selanjutnya akan bergantung pada data. Selama beberapa bulan mendatang, Bank Sentral AS akan mencari bukti kuat bahwa inflasi bergerak turun, konsisten dengan inflasi yang kembali ke level dua persen.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA THE FED atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin