Menuju konten utama

Terkait Kematian Ikan, Freeport Diminta Buka Uji Laboratorium

Lembaga Masyarakat Komoro tuntut Freeport buka hasil uji laboratorium terkait kematian jutaan ikan di wilayah konsesinya.

Terkait Kematian Ikan, Freeport Diminta Buka Uji Laboratorium
(Ilustrasi) Kompleks pertambangan PT Freeport Indonesia. Antara foto/muhammad adimaja

tirto.id - Kematian jutaan ekor ikan di Sungai Yamaima, dekat kawasan konsesi PT Freeport, Kabupaten Mimika, Papua, menuai protes oleh Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko). Lembaga tersebut menyerukan supaya PT Freeport Indonesia segera membuka hasil uji laboratorium terhadap sampel ikan yang mati di sepanjang kawasan pengendapan limbah tailing beberapa waktu lalu.

Perwakilan Lemasko mengungkapkan, PT Freeport telah berkomitmen mengumumkan hasil uji laboratorium dalam waktu dua minggu setelah membuat kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika tanggal 8 April

"Sekarang sudah lewat dari dua minggu tapi hasil lab belum juga diumumkan. Kami minta Freeport bersama pemerintah daerah segera duduk bersama dengan masyarakat untuk mengklarifikasi soal kematian jutaan ekor ikan di Sungai Yamaima yang masuk area konsesi PT Freeport," kata Wakil Ketua Lemasko Georgorius Okoare di Timika, Senin, (2/5/2016).

Georgorius turut menggugat pernyataan sepihak dari PT Freeport Indonesia yang berkilah bahwa kematian jutaan ikan tersebut disebabkan faktor alam belaka.

"Pak Sonny Prasetyo (Executive Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Sustainable Development) membantah kalau kematian jutaan ekor ikan itu tidak ada kaitannya dengan limbah beracun. Kami pertanyakan dari mana beliau berkesimpulan seperti itu, apakah sudah ada hasil labnya. Kalau sudah ada, mengapa tidak dipublikasikan agar masyarakat tidak khawatir," tegas Georgorius.

Selain itu, Gregorius membantah pernyataan lain dari Freeport yang menyatakan ikan-ikan yang mati hanya berasal dari satu jenis ikan, yaitu ikan Sardin. Ikan ini disebutkan mati saat bermigrasi dari laut ke darat.

"Itu tidak benar, ada ikan-ikan lain juga ikut mati seperti ikan duri, ikan kakap, ikan gabus dan lainnya. Kejadian itu sudah berlangsung lebih dari satu minggu baru diketahui oleh publik setelah semua ikan mati dan busuk di sungai. Syukur kejadian tersebut bisa kami ketahui, kalau tidak maka mungkin masalah ini tidak pernah terungkap ke publik," tandas Georgorius.

Di sisi lain, Pemkab Mimika akan menantikan kehadiran rombongan Komisi VII DPR ke Timika untuk mengunjungi lokasi matinya jutaan ekor ikan di kawasan pengendapan limbah tailing Freeport.

"Rombongan Komisi VII DPR RI akan mengecek kasus kematian ikan di Pelabuhan Amapapare," kata Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Jayapura, beberapa hari lalu.

Dalam kunjungan kerja tersebut, para wakil rakyat di Senayan Jakarta juga akan meninjau tambang terbuka Freeport di Grasberg, tambang bawah tanah, pabrik pengolahan, area reklamasi tailing dan lainnya.

Baca juga artikel terkait PT FREEPORT INDONESIA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra