tirto.id - Hari Perdamaian Internasional atau International Peace Day (Peace Day) 2022 akan diperingati di seluruh dunia pada tanggal 21 September. Hari ini dicetuskan pada tahun 1981 oleh resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Hari Perdamaian merupakan acara global bagi semua umat manusia untuk berkomitmen pada Perdamaian di atas semua perbedaan dan untuk berkontribusi dalam membangun Budaya Damai.
Majelis Umum PBB telah menyatakan hari ini sebagai hari yang didedikasikan untuk memperkuat cita-cita perdamaian, dengan menjalankan 24 jam non-kekerasan dan gencatan senjata.
Mencapai perdamaian sejati memerlukan lebih dari sekadar meletakkan senjata. Hal ini melibatkan penciptaan dunia di mana orang diperlakukan sama, terlepas dari ras mereka.
Tema Hari Perdamaian Internasional 2022
PBB mengangkat tema "End Racism. Build Peace." atau "Akhiri Rasialisme. Bangun Perdamaian."
Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal António Guterres:
"Rasialisme terus meracuni institusi, struktur sosial, dan kehidupan sehari-hari di setiap masyarakat dan menjadi pendorong ketidaksetaraan yang terus-menerus. Hal ini juga terus menyangkal hak asasi manusia yang mendasar bagi orang-orang. Rasialisme mengacaukan masyarakat, merusak demokrasi, mengikis legitimasi pemerintah, dan memperburuk ketidaksetaraan gender."
Konflik yang terus meletus di seluruh dunia, menyebabkan orang-orang melarikan diri dan mengungsi, dari sini tampak bagaimana diskriminasi berbasis ras terjadi di perbatasan. Karena COVID-19, kita bisa melihat bagaimana kelompok ras tertentu terdampak jauh lebih keras daripada yang lain.
Tema untuk Hari Perdamaian Internasional 2022 adalah “Akhiri rasisme. Bangun perdamaian.” PBB mengundang semua orang utnuk bergabung dengan upaya menuju dunia yang bebas dari rasialisme dan diskriminasi ras. Dunia di mana belas kasih dan empati mengatasi kecurigaan dan kebencian.
Hari Perdamaian Internasional diperingati pada 16 September 2022 di Markas Besar PBB. Acara dimulai dengan Upacara Lonceng Perdamaian tradisional di Peace Garden. Pada acara itu, Sekretaris Jenderal dan Presiden Majelis Umum membunyikan Lonceng Perdamaian.
Setelah itu, Observasi Pemuda akan diadakan di Kamar Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC), di mana lebih dari 500 siswa akan berinteraksi dengan Sekretaris Jenderal dan seniman serta aktivis terkenal.
Kaum muda akan mempresentasikan proyek yang menggambarkan tindakan yang telah mereka ambil untuk memerangi rasialisme dan dengan demikian menumbuhkan perdamaian.
Editor: Iswara N Raditya