Menuju konten utama

Tema Hari Demam Berdarah Dengue DBD se-Asia 2022 pada 15 Juni

Tema Hari DBD se-Asia 2022 yang diperingati 15 Juni dan apa itu DBD?

Tema Hari Demam Berdarah Dengue DBD se-Asia 2022 pada 15 Juni
Petugas melakukan pengasapan atau fogging di salah satu perumahan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (2/12/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.

tirto.id - Hari Demam Berdarah Dengue atau Hari DBD se-Asia akan diperingati pada 15 Juni 2022. Untuk memperingati hari ini, panitia penyelenggara melaksanakan KTT Asia Dengue ke-5 dengan tema “Roll Back Dengue”.

KTT memberikan kesempatan bagi semua orang di komunitas demam berdarah (dokter, peneliti, pemimpin kesehatan masyarakat pemerintah, dan pembuat kebijakan) untuk berkumpul dan bertukar ide tentang strategi pengelolaan demam berdarah di tiap wilayah.

The 5th Asia Dengue Summit akan memberikan gambaran luas tentang status demam berdarah saat ini dan pengelolaannya di seluruh Asia.

Singapura, negara tuan rumah untuk KTT Demam Berdarah Asia ke-5, seperti tetangganya telah berjuang melawan tren peningkatan tajam dalam infeksi demam berdarah domestik selama dua tahun terakhir.

Oleh karena itu, pertemuan puncak ini akan menjadi kesempatan bagi negara-kota untuk menunjukkan upaya memerangi demam berdarah, serta berbagi hasil dari setiap strategi pengendalian demam berdarah hingga saat ini.

Apa Itu DBD?

Menurut situs web Kemenkes, Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.

Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak, sakir kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh.

Sampai saai ini BD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.

Infografik SC Gejala Demam Berdarah

Infografik SC Gejala Demam Berdarah. tirto.id/Fuad

Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurang usia harapan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.

Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan sakit.

Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap uji coba, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor). Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk dewasa.

Baca juga artikel terkait DEMAM BERDARAH DENGUE atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom