Menuju konten utama

Tema Hari ASI Sedunia 2023 Mulai 1 -7 Agustus dan Tujuannya

Tema Hari ASI Sedunia 2023 yang dimulai 1-7 Agustus 2023.

Tema Hari ASI Sedunia 2023 Mulai 1 -7 Agustus dan Tujuannya
ilustrasi ASI Kolostrum. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari ASI Sedunia atau World Breastfeeding Day setiap tahun diperingati pada minggu pertama pada 1 - 7 Agustus atau disebut Breastfeeding'weeks yang berlangsung selama seminggu utuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung peringatan hari ASI dengan merilis tema kampanye tahun ini yang berjudul "Let's Make Breastfeeding and Work, Work!" yang akan berlangsung selama satu pekan.

Kampanye ini bertujuan mendukung semua ibu di dunia untuk memberikan ASI kepada anak mereka bagi yang ASI-nya lancar. Oleh karena itu, selaku keluarga atau suami dapat memberikan dukungan berupa campaign week.

Tujuan diperingatinya Hari ASI Sedunia untuk menunjukkan kesadaran kepada seluruh ibu di dunia tentang pentingnya menyusui dan manfaatnya bagi anak untuk pertumbuhan.

Anjuran menyusui untuk anak balita diwajibkan mulai dari usia 0 hingga 2 tahun. Bahkan memberikan ASI kepada anak telah direkomendasikan oleh WHO.

Sejarah Hari Menyusui Sedunia

Pekan ASI Sedunia dianggap sebagai salah satu kampanye gabungan terbesar yang dilakukan oleh organisasi Internasional seperti World Health Organizations (WHO) dan UNICEF.

Merujuk pada laman National Today, kegiatan ini diselenggarakan oleh Aliansi Dunia untuk aksi menyusui yang bertujuan mempromosikan manfaat menyusui.

Pada mulanya perayaan Hari ASI Sedunia mulai ada sejak tahun 1992 dan mencakup tema-tema yang berbeda setiap tahunnya seperti mengusung tema Sistem Perawatan Kesehatan dan Perempuan.

Dahulu sejarah menyatakan adanya kepercayaan zaman Yunani Kuno bahwa airs susu dewi Yunani dianggap memiliki kekuatan khusus seperti keabadian.

Namun, seiring berjalannya waktu popularitas ASI menurun dari tahun ke tahun. para wanita memilih untuk menggantinya dengan susu hewan. Kemudian pada abad ke-15 di Eropa, susu sapi atau kambing sering digunakan tetapi dianggap kurang baik karena mempengaruhi kesehatan anak.

Kemudian pada abad ke-18, tepung dan sereal yang dicampur dengan kaldu diperkenalkan sebagai pengganti ASI tetapi juga terbukti tidak efektif.

Pada akhirnya produksi ASI alami terus berlanjut menjadi makanan terbaik bagi balita hingga usia menjelang dua tahun.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra