tirto.id - Pada 11 Oktober 2022, kita memperingati 10 tahun International Day of the Girl (IDG) atau Hari Anak Perempuan Sedunia 2022. Dalam 10 tahun terakhir ini, telah terjadi peningkatan perhatian pada isu-isu yang penting bagi anak perempuan.
Meski begitu, menurut PBB, hak-hak anak perempuan tetap terbatas dan anak perempuan terus menghadapi berbagai tantangan untuk memenuhi potensi mereka.
Perjuangan hak-hak anak perempuan menemui bermacam tantangan bersamaan yaitu perubahan iklim, COVID-19, dan konflik kemanusiaan.
Anak perempuan di seluruh dunia terus menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka terncam dari segi pendidikan, kesehatan fisik dan mental, dan perlindungan yang dibutuhkan untuk hidup tanpa kekerasan.
COVID-19 telah memperburuk beban yang ada pada anak perempuan di seluruh dunia. Namun, dengan kesulitan, muncul akal, kreativitas, keuletan, dan ketahanan.
Sebanyak 600 juta gadis remaja di dunia telah berulang kali menunjukkan bahwa dengan keterampilan dan kesempatan, mereka dapat menjadi pembuat perubahan yang mendorong kemajuan di komunitas mereka, membangun kembali lebih kuat untuk semua, termasuk perempuan, anak laki-laki, dan laki-laki dewasa.
Anak perempuan siap untuk satu dekade akselerasi ke depan. Sudah waktunya bagi kita semua untuk bertanggung jawab – dengan dan untuk anak perempuan – dan untuk berinvestasi di masa depan yang percaya pada agensi, kepemimpinan, dan potensi mereka.
Tema Hari Anak Perempuan Sedunia 2022
Tahun ini, Tema Hari Anak Perempuan Seduni adalah "Waktu kita adalah sekarang—hak kita, masa depan kita" atau "Our time is now—our rights, our future".
"Sudah waktunya bagi kita semua untuk bertanggung jawab – dengan dan untuk anak perempuan – dan untuk berinvestasi di masa depan. Kita haru percaya pada kepemimpinan dan potensi mereka," ujar PBB.
Untuk memperingati hari ini, Anda bisa melakukan beberapa cara:
1. Bagikan kisah di blog atau media sosial tentang pembuat perubahan perempuan, serta jaringan dan organisasi inspiratif yang menyediakan sumber daya bagi perempuan, membiarkan perempuan memimpin, dan memperkuat layanan bagi perempuan.
2. Libatkan pejabat pemerintah, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan untuk melakukan investasi yang lebih tepat sasaran untuk mengatasi ketidaksetaraan yang dialami oleh anak perempuan.
Anak perempuan kesulitan mengakses layanan dukungan kesehatan mental dan psikososial dalam menghadapi konflik, migrasi paksa, bencana alam, dan dampak perubahan iklim.
3. Libatkan influencer perempuan di seluruh industri untuk menjadi wajah perubahan agar dilihat oleh para anak perempuan.
4. Perkuat komitmen Anda untuk meningkatkan kesadaran tentang dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat anak perempuan di negara dan wilayah Anda.
Editor: Yantina Debora