tirto.id - Wakil Ketua Tim Pemenangan pasangan calon (paslon) Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, M. Taufik mengaku kaget dengan ditemukannya 900 ribu selebaran kampanye hitam terhadap Anies-Sandi. Politisi Partai Gerindra itu menilai menjelang pencoblosan serangan makin gencar dan penyebaran selebaran tersebut adalah puncak fitnah terhadap Anies-Sandi.
"Itu yang nemuin Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) lho ada 900 ribu selebaran kampanye hitam. Analoginya kalau satu lembar dibaca 10 orang maka yang baca totalnya ada 9 juta orang. Jumlahnya enggak dikit, bahkan lebih banyak dari jumlah pemilih di DKI Jakarta,” kata Taufik di Posko Anies-Sandi, Jl Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (13/2).
Menanggapi hal tersebut, Taufik bersama tim pemenangan Anies-Sandi yang lain berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera mengusut pelaku kampanye hitam tersebut hingga tuntas sebelum waktu pencoblosan. “Ini tentu cara yang sangat tidak baik dan telah merusak demokrasi. Tadi ada yang namanya Edo, Joni. Nah kami minta untuk benar-benar ditelusuri lalu ditindaklanjuti dengan seksama dan serius," kata Taufik yang merupakan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra.
Walaupun demikian, Taufik menganggap masyarakat akan tetap berpikir jernih dan cerdas mengenai paslonnya pilihannya. “Saya rasa masyarakat udah tahu ya dan bisa berpikir jernih juga cerdas mana pemimpin yang santun dan tidak berbohong,” tutup Taufik.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Advokasi Anies-Sandi, Yupen Hadi, menyebutkan proses terhadap selebaran tersebut sudah masuk tahap pemeriksaan. Dirinya berharap tidak ada lagi yang menyebarkan selebaran seperti itu lagi.
“Nah kami mengharapkan juga teman-teman media menjadi fungsi kontrol untuk kasus ini. Barangkali masih ada barang-barang lain (kampanye hitam) yang masih belum ditemukan. Kami harap kerja sama dari seluruh pihak tidak berhenti. Lebih baik buat pelaku yang masih menyimpan barang-barang itu tobat, jangan diedarkan lagi," kata Yupen.
Sebelumnya setelah menerima laporan dari Haji Rojali, Ketua Karang Taruna Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Panwaslu Jakarta Barat pada Jumat sore (10/2) lalu menemukan rumah yang menjadi lokasi penyimpanan selebaran kampanye hitam tersebut. Rumah terlapor bernama Novi alias Edo. Di dalam rumah Edo terdapat tumpukan selebaran yang memuat isi 10 kebohongan Anies Sandi dan tokoh-tokoh yang ada di baliknya.
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Damianus Andreas