tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat suara terkait beredarnya rekaman pembicaraan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, yang juga menyebut nama Ari Hernanto Soemarno, kakak kandung Rini sekaligus mantan Direktur Utama Pertamina pada 2006-2009.
Wapres JK menjelaskan, keterlibatan Ari Soemarno adalah sebagai pihak yang mengerti tentang gas. Sehingga menurut Wapres, pendapat Ari diperlukan dalam proyek tersebut.
"Kenapa ada [nama] Pak Ari? Karena begini, pada tahun 2013 kami diskusi ada masalah yang akan terjadi tahun 2020/2021 yaitu gas di sekitar Jabar [Jawa Barat] ini habis. Maka harus gas itu didatangkan dari daerah lain tapi untuk itu perlu fasilitas, regasifikasi namanya [...] Ada Pak Ari karena ahli soal gas sehingga diajak menjadi tim ahli," ujar JK pada Senin (30/4/2018).
Rekaman percakapan Rini dan Sofyan tersebar sejak Jumat (27/4/2018). Dari cuplikan suara terdengar seolah sedang ada persekongkolan bagi-bagi jatah saham di proyek BUMN.
Dugaan itu muncul karena salah satu bagian rekaman memperdengarkan pembagian jatah 15 persen pada proyek yang digarap PLN dan Pertamina.
Setelah rekaman beredar, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro memberikan klarifikasi lewat pernyataan pers. Ia mengatakan rekaman tersebut memang suara Rini dan Sofyan, namun sudah diubah melalui proses penyuntingan.
Imam menyebut pengubahan itu membuat informasi yang muncul menjadi salah dari konteks sebenarnya.
"Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang bagi-bagi fee sebagaimana yang dicoba digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut," ujar Imam.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo