tirto.id - PT Bank Digital BCA (Blu) berencana merilis produk tabungan anyar bagi yang belum punya KTP di rentang usia 12-17 tahun, pada semester I tahun in. Gebrakan itu dilakukan demi menegaskan komitmen Blu sebagai bank digital yang identik dengan generasi kekinian.
“Banyak anak SMP dan SMA sudah punya pemasukan dari uang jajan, dan uang itu bisa dikelola,” kata Head of Digital Business BCA Digital Edwin Tirta di Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Selain meluncurkan tabungan remaja pada paruh pertama tahun 2024, Blu juga berencana melakukan sejumlah inovasi. Mulai dari meniadakan penggunaan PIN untuk transaksi di bawah 50 ribu rupiah via QRIS, hingga membuat fitur tracker untuk membandingkan besaran pemasukan dan pengeluaran nasabah.
“Kami terus proaktif melakukan inovasi terkait memberikan solusi dalam produk dan layanan, juga memberi edukasi dan berbagai promo agar terus relevan dengan situasi market saat ini,” sambung Edwin.
Rabu (6/3/2024) lalu, Blu meresmikan komunitas kesehatan dan olahraga Zona Blu di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan. Edwin menerangkan, pendekatan itu dilakukan agar Blu bisa membantu nasabah tumbuh bersama mencapai kedewasaan finansial.
Blu pertama kali hadir di tengah pandemi untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankan masyarakat Indonesia. Saat itu, keharusan berdiam di rumah membuat mayoritas nasabah Bank BCA, induk Blu, tidak sepenuhnya bisa mengakses layanan. Dari situasi tersebut, Blu meluncur ke publik dengan mengusung konsep bank digital, sepenuhnya berbasis aplikasi.
Menjelang ulang tahun Blu yang ketiga, Juli 2024, Corporate Communication PT BCA Digital, Nariswari Yudianti, mengibaratkan Blu seperti anak-anak yang sedang giat-giatnya mempelajari banyak hal. Trial and error berlaku, membuat Blu menjadi laboratorium kreatif bagi seluruh grup BCA dan teknologi digitalnya.
“Oktober 2023, kami meluncurkan kartu fisik bluDebit Card. Jadi, meskipun layanan kami sepenuhnya digital, kartu fisik tetap tersedia. Itu dilakukan karena permintaan terhadapnya sangat tinggi,” ujar Nariswari, Rabu (20/3).
Kehadiran kartu debit fisik ini, sambung Nariswari, juga merupakan solusi mengingat outlet-outlet yang disambangi nasabah Blu belum tentu menyediakan fitur QRIS. Terkadang, nasabah juga terkendala internet atau ponselnya mati saat hendak bertransaksi. Kartu debit fisik Blu juga bisa digunakan di luar negeri.
Tahun lalu, Blu membukukan laba bersih Rp46,04 miliar dengan pertumbuhan nasabah 53,4%. Pada 2023, inklusi keuangan Blu juga meningkat, sebagaimana terlihat pada jumlah transaksi yang mencapai 73,7 juta kali year to date (ytd) serta jumlah volume transaksi Rp181,9 triliun. Kini, dengan jumlah nasabah 1,8 juta orang, pengguna Blu didominasi kalangan berusia 20-40 tahun.
“Untuk meningkatkan layanan, kami terus berusaha menyediakan solusi dengan mendengar kebutuhan nasabah, misalnya lewat komentar-komentar di Instagram,” pungkas Nariswari Yudianti.