Menuju konten utama
Festival Musik

Synchronize Fest 2022 di Mata Musisi dan Budayawan

Menurut Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca, Synchronize berhasil mencairkan dan meleburkan buble-buble dalam musik Indonesia.

Synchronize Fest 2022 di Mata Musisi dan Budayawan
Penyanyi Agnez Mo tampil pada hari ketiga Synchronize Fest 2022 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (9/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id -

Pentolan band Efek Rumah Kaca (ERK) Cholil Mahmud terlihat seliweran di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (9/10). Itu hari terakhir Synchronize Fest 2022, festival musik yang rutin digelar sejak 2016.

Tiba di lokasi festival sore hari, saya bertemu Cholil di depan booth Gudskul Ekosistem, tak jauh dari pintu masuk. Sementara saya celingukan mencari Berto Tukan, penulis dan pegiat kebudayaan kontemporer yang sehari-hari beraktivitas di Gudskul, Cholil lekas-lekas menuju XYZ Stage, memburu penampilan The Jansen.

Di malam hari, saat merangsek ke depan Lake Stage hendak menyaksikan Ahmad Band, saya ketemu Cholil lagi. Eks duo Banda Neira Ananda Badudu juga terlihat berada di antara rapatnya kerumunan.

Ditanya kesannya sebagai penonton Syncrhonize Fest, Cholil angkat topi. Menurutnya, sejak pertama kali diselenggarakan, Synchronize berhasil mencairkan dan meleburkan buble-buble dalam musik Indonesia. Sebagai gambaran, dulu, penonton yang cenderung menikmati musik rock, pasti hanya bakalan menyambangi festival rock belaka. Demikian juga penikmat musik jazz. Sukar dibayangkan kelompok ini bakal rela berdesakkan menikmati panggung dangdut.

"Gue rasa ini salah satu kelebihan Synchronize, mempertemukan banyak genre musik. Gak ada fanatisme genre di sini. Fanatisme kan kadang-kadang menimbulkan arogansi, ya. Misalnya jadi ngerasa lebih cool gitu. Nah sekarang hal kayak gitu gak ada. Dia yang nonton Janapati, proyek Dewa Budjana dan Tohpati, bisa tiba-tiba geser ke panggung King Nasar. Dari nonton The Jansen yang lagi hits dan punk banget, kemudian nonton Gabber Modus Operandi. Sprektumnya luas," beber Cholil.

Cholil tak tahu apakah fenomena demikan timbul dari kedewasaan penonton atau lantaran mereka semata tidak peduli: yang penting gua asyik menikmati musik. Biar begitu, Cholil melihat fenomena semacam ini bikin takjub sekaligus menimbulkan perasaan bahagia.

Synchronize Fest 2022

Synchronize Fest 2022 hari kedua kembali berlangsung di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta pada Sabtu (8/10/22). (FOTO/Press Releas Synchronize Fest)

"Tadi lewat-lewat gue lihat banyak banget orang nyanyi-nyanyi sambil jalan. Mereka gak nonton band yang lagi main, gak tahu karena panggung penuh atau lagi ngejar band lain yang pengen ditonton, tapi saat satu band tampil dan suaranya kedengaran, mereka hapal lagunya, ikut nyanyi-nyanyi juga sambil jalan. Ini bener-bener menarik dan menyenangkan. Orang punya antusiasme menonton konser dan mendengarkan musik dalam level yang berbeda dibandingkan dahulu."

Sedangkan saat ditanya mengenai kesannya sebagai band penampil, Cholil mengaku Synchronize Fest 2022 ini sedikit mengejutkan buat ERK.

"ERK tahun ini dapat panggung yang gede, biasanya yang kecil-kecil. Kaget, awalnya, karena kalau ERK dikasih panggung yang gede biasanya kayak gak pernah berhasil. Rasanya selalu ada yang kurang. Tapi kemarin baik-baik aja. Sound aman, penonton juga kelihatan happy."

ERK yang tampil di hari pertama kebagian Dynamic Stage, panggung besar yang juga digunakan oleh Tulus, King Nassar, dan Agnez Mo pada hari ketiga.

Dalam diskusi Sebat —Space bareng Tirto—pada Jumat malam (30/9), Director of Communication Synchronize Aldila Karina menjelaskan, selain mempertemukan keragaman genre musik Indonesia, festival yang diusung Demajors dan Dyandra Promosindo ini juga dibuat untuk mengenalkan band-band baru serta menunjukkan (sekaligus memberi apresiasi) eskalasi band-band atau musisi-musisi yang sudah mapan.

Tak mengherankan, mereka yang kiprahnya konsisten atau melejit bakal mendapat panggung yang lebih besar pada gelaran Synchronize berikutnya.

"Dulu, pertama kali main di Synchronize .Feast dikasih panggung kecil, siang-siang. Makin ke sini, seiring berkembangnya karier musik mereka, panggung yang diberikan Synchronize buat mereka juga makin besar," ungkap Dila.

Selain Cholil dan Ananda Badudu, musisi lain yang saya lihat turut menikmati gelaran hari terakhir Synchronize Fest adalah Yasintha Pattisiana (Nonaria), Poppie Airil (ERK), dan Eki Tresnowening (Silampukau).

Nama terakhir kedapatan menonton pertunjukan Anda Perdana di Forest Stage, panggung yang juga digunakan oleh Silampukau semalam sebelumnya. Senada dengan Cholil, Eki turut memberikan jempol buat penyelenggara.

"Synchronize selalu keren, ya. Sound system enak, penataan panggungnya juga. Meski panggungnya berdekatan, tapi sound dari satu panggung gak tabrakan dengan panggung yang lain. Buat senang-senang, Synchronize oke banget," ungkap Eki.

BURGERKILL TAMPIL DI SYNCHRONIZE FEST

Vokalis grup band Burgerkill Ronald Alexander tampil pada hari kedua Synchronize Fest 2022 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (8/10/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

Silampukau, yang sudah tiga kali manggung di Synchronize, mengawali debutnya di festival yang mensinkronisasikan beragam genre serta beragam generasi musik tanah air ini dengan menjajal Gigs Stage (2016).

Panggung dalam ruangan ini biasanya dikhususkan buat para pendatang anyar. Di Synchronize Fest 2022, Silampukau bergantian mengisi Forest Stage dengan—menyebut tiga nama—Sore, Mocca, dan Radja pada hari kedua.

Sebagai penonton, Eki menyebut keberadaan Sumber Mata Air sebagai salah satu capaian terbaik Synchronize Fest.

"Keren banget itu. Jadi penonton gak bakal kehausan karena bisa ambil air minum gratis dari situ."

Sumber Mata Air atau Water Refill Station menjadi salah satu fasilitas yang membedakan Synchronize dengan festival apa pun di Indonesia. Sadar bahwa dalam acara sebesar ini penonton gampang kehausan, sejak 2019 penyelenggara Synchronize menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan teknologi yang memungkinkan air tanah bisa langsung diminum.

Ditanya penampil mana saja yang ingin ditonton selain Anda Perdana, Eki, pemegang gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Surabaya ini, memberi jawaban mantap: "Ahmad Band, tapi gak jadi, penuuuh."

Melihat saya sedikit kaget dan kemudian cekikikan (sebab seketika teringat lirik "Doa 1" Silampukau, tentu saja), Eki buru-buru memberi penjelasan. "Eh, di Ahmad Band, Ahmad Dhani masih keren, lho."

Saya sepakat.

Ahmad Band Synchronize Fest

Ahmad Band di Synchronize Fest 2022. (tirto.id/Aris Widiarto)

Di samping komposisi super band yang Dhani usung sejak formasi Ahmad Dhani-Andra Ramadhan-Pay Burman-Bongky Marcel-Bimo Sulaksono hingga formasi Ahmad Dhani-Andra Ramadhan- Stephen Santoso-Thomas Ramdhan-Yoyo Prasetyo, karya grup musik yang dibentuk Dhani pada 1998 ini memang jempolan. Cuma satu album yang mereka bikin, tapi sebagian besar lagunya akrab di telinga orang sampai sekarang.

Hal ini terlihat dari reaksi penonton saat menyaksikan aksi Ahmad Band di Lake Stage. Membawakan 11 lagu, termasuk “Munajat Cinta”, “Madu Tiga” (The Rock Indonesia) dan “Separuh Napas” (Dewa 19), Ahmad Band, yang Dhani bilang jarang latihan, sukses membuat penonton larut sepanjang pertunjukan.

"Ferdy Sambo!" ungkap Dhani, tiga kali, di sela lagu “Distorsi”.

Meski sekilas tampak sebagai gimmick belaka, ungkapan demikian membuktikan bahwa kritik maupun protes yang diungkapkan Ahmad Band lewat lirik “maunya selalu menegakkan keadilan/tapi masih saja ada sisa hukum rimba” masih relavan sampai sekarang.

Pendapat Budayawan

Dalam kondisi teler, Berto Tukan akhirnya bisa saya temui lewat pukul 01.00, sehabis kegiatan. Sosok berambut gimbal asal Larantuka, Nusa Tenggara Timur ini mengatakan, di samping beragamnya genre musik yang tampil di Synchronize, hal menarik lain dari festival ini adalah ditampikannya seni tradisi, seperti penampilan grup Tanjidor dari Betawi atau Tari Kecak dari Bali.

"Meski tipis-tipis, menurut gue ini jadi pembeda yg lumayan signifikan antara Synchronize dengan festival-festival musik lainn yang gue tau."

Kebudayaan Betawi di Synchronize Fest

Kebudayaan Betawi di Synchronize Fest 2022. tirto.id/Aris Widiarto

Berto juga menggarisbawahi beberapa aktivitas di Synchronize Fest yang menurutnya patut dicatat dan ditiru oleh para penggagas kegiatan serupa lainnya di Indonesia. Mulai dari meminimalisir penggunaan plastik, penonton diminta bawa tempat minum sendiri, hingga kampanye sampah plastik bareng Stuffo dan geng lainnya juga.

"Synchronize juga kasih tempat buat inisiatif-inisiatif kolektif komunitas. Misalnya memberi ruang buat Gudskul Ekosistem untuk berkreasi dan terlibat. Satu yang mungkin belum terlihat, atau mungkin terlewat sama gua: seberapa besar jejak karbon yang dihasilkan dri Synchronize Fest. Kalau ini bisa dihitung dan dipikirkan konpensasinya kayak apa, menarik banget."

Soal penampil pilihan, Berto memanfaatkan kehadirannya di Synchronize Fest 2022 untuk melihat Tipe X, White Shoes and The Couple Company, Goodnight Electric, dan The Adams.

“Sebetulnya pengen banget lihat Dara Puspita, tapi kelewat. Akhirnya gua ngejar musisi-musisi yang menemani gue melewati masa remaja..."

Baca juga artikel terkait SYNCHRONIZE FEST 2022 atau tulisan lainnya dari Zulkifli Songyanan

tirto.id - Musik
Penulis: Zulkifli Songyanan
Editor: Nuran Wibisono