Menuju konten utama

Suporter Timnas Tewas Karena Pengawasan di Stadion Lemah

PSSI berjanji akan bertanggungjawab penuh atas tewasnya seorang suporter yang terkena luncuran petasan di laga Timnas Indonesia melawan Fiji.

Suporter Timnas Tewas Karena Pengawasan di Stadion Lemah
Suporter Timnas Indonesia. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - PSSI diminta bertanggungjawab atas kematian seorang suporter yang menyaksikan laga ujicoba antara Timnas Indonesia melawan Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Sabtu (3/9/2017) kemarin. Suporter yang tewas karena terkena lemparan petasan dari suporter itu bernama Catur Juliantono (31), warga Jakarta Timur. Tewasnya Catur diduga kuat karena standar pengawasan di stadion yang lemah.

Catur menonton pertandingan Indonesia vs Fiji bersama dengan dua keponakannya yang bernama Haikal (13) dan Taufik (13). Berdasarkan penuturan mertua Catur, Nurhasan (49), yang didengar dari anaknya Haikal, prosedur keamanan di stadion memang tidak terlalu ketat, termasuk dengan lolosnya suporter yang membawa petasan atau kembang api.

“Karena orangnya banyak, jadi penonton cuma dicek kantongnya saja,” ungkap Nurhasan di rumahnya yang terletak di Jalan Kampung Sumur RT 04/RW 10, Klender, Jakarta Timur.

Nurhasan berharap kematian menantunya bisa menjadi pembelajaran bagi PSSI dan panitia penyelenggara dalam mengadakan pertandingan kembali ke depannya. “Makanya saya bilang ke Kapolres dan PSSI agar pemeriksaannya lebih mendetail. Harus benar-benar mengutamakan keamanan dan kenyamanan pendukung Timnas. Karena itu ada kelalaian,” tukasnya.

Lemahnya pengawasan stadion diamini oleh salah seorang penonton lainnya bernama Carlos Paath (31). Menurut Carlos, pengamanan dari gerbang masuk sampai menuju area tribun memang terbilang longgar. Ia pun menceritakan kalau ada tiga lapis keamanan yang harus dilaluinya sebelum akhirnya duduk di barisan penonton.

Berdasarkan penuturan Carlos, di gerbang pertama itu penonton hanya ditanyai apakah membawa rokok maupun korek atau tidak, lalu di gerbang kedua penonton harus melalui pemeriksaan body check. Selanjutnya di lapisan ketiga ada pengecekan tiket.

“Secara umum, dari yang saya pantau memang ada beberapa penonton yang berusaha menyembunyikan korek atau rokoknya. Petugasnya terlihat nggak serius,” ungkap Carlos kepada Tirto.id, Minggu (3/9/2017) sore.

Saat disinggung adanya oknum yang menyusupkan petasan, Carlos pun memberikan pandangannya. “Memang ada aturan itu kan. Tapi sekarang ini suporter memang sudah tertib. Katakanlah dari 30 ribu penonton, hanya 1-2 orang yang bawa. Tapi meski begitu kan tidak bisa dibenarkan juga,” sebutnya.

“Dulu sih (yang bawa petasan) lebih banyak. Tapi saya yakin yang begitu pasti ada. Oleh karenanya, petugas keamanan mengeceknya harus lebih maksimal, dan masyarakat juga perlu adanya kesadaran,” tambah Carlos.

Senada dengan yang diharapkan Nurhasan, Carlos juga mengimbau agar petugas keamanan dan panitia penyelenggara mampu meningkatkan koordinasinya di setiap pintu masuk.

Adapun Carlos tidak berada dekat dengan tribun timur tempat Catur berada. Akan tetapi, Carlos menyaksikan dari kejauhan kalau ada asap putih sesaat setelah petasan meluncur dari arah tribun selatan. “Tapi di area tribun selatan itu pada akhir-akhir pertandingan memang terlihat ada flair, dan semacamnya. Jadi nggak clear sepenuhnya,” bebernya.

Dari pihak federasi, Ratu Tisha Destria selaku Sekjen PSSI mengaku geram dengan insiden tewasnya seorang suporter tersebut. Ia menilai, pertandingan yang berakhir dengan skor 0-0 itu berjalan lancar. “Namun kami tunjukkan, tidak ada yang kami tutupi. Kami akan bertanggungjawab penuh,” tegas Ratu Tisha Destria.

Baca juga artikel terkait TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Olahraga
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Iswara N Raditya