tirto.id - Agar bisa menarik generasi muda Malaysia ke Lombok, pihak Fakultas Musik dan Seni Persembahan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia ingin membangun pusat kajian dan kebudayaan NTB, khususnya Lombok di UPSI. Pendahulu ide ini adalah beberapa universitas di Cina dan berhasil menjaring wisatawan generasi muda dari berbagai negara mengunjungi daerahnya.
"Ini kita lakukan karena kunjungan wisatawan asal Malaysia cukup tinggi ke Lombok. Bahkan, setiap hari kursi maskapai penerbangan tujuan Lombok dari Malaysia selalu penuh," kata Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan UPSI Malaysia Prof Zaharul Lailiddin Bin Saidon di Mataram, Selasa, (31/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Lombok itu, kata Zaharul, tidak terlepas dari branding Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid dan Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia. Sehingga, karena ada kesamaan dan jaminan halal itulah, ia menilai mengapa turis Malaysia tertarik datang ke Lombok.
Kendati begitu, ia menilai kunjungan wisatawan asal Malaysia masih terbatas pada usia di atas 40 tahun.
"Makanya dengan ada pusat kajian dan kebudayaan Lombok di Malaysia diharapkan wisatawan yang datang ke Lombok tidak lagi usia dewasa tetapi kalangan generasi muda. Khususnya, kalangan mahasiswa,” katanya menerangkan lebih lanjut keinginanya mendirikan pusat kajian di kampusnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu dosen UPSI Malaysia, Dr Salman Al Farizi yang menilai pangsa pasar wisatawan Malaysia mengunjungi Lombok sudah cukup baik, hanya saja pangsa pasarnya perlu terus di dorong.
Salah satunya, dengan melakukan promosi pariwisata dari kampus ke kampus di Malaysia.
"Mahasiswa UPSI ada 26 ribu dan berasal dari berbagai negara. Ini bisa menjadi mitra pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata NTB, khususnya Lombok di Malaysia," kata dosen yang juga merupakan putra asli Lombok Tengah itu.
Karena itu, jika pusat kajian Lombok di wujudkan, menurutnya, promosi pariwisata tentang Lombok semakin lebih dikenal. Sehingga, wisatawan yang akan ke Lombok bisa lebih dulu mendapatkan gambaran sebelum tiba di Lombok.
"Jadi kalau ini terbentuk pemahaman tentang Lombok akan berubah, sehingga lebih di kenal," katanya.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh