Menuju konten utama

Sumbar Layak Dijadikan Contoh Pengelolaan Perhutanan Sosial

Perhutanan di wilayah Sumatera Barat dikelola oleh masyarakat setempat sehingga pengawasan terhadap hutan lebih maksimal.

Sumbar Layak Dijadikan Contoh Pengelolaan Perhutanan Sosial
Anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) Batin Sembilan menikmati pendidikan dasar di kawasan konsesi Hutan Harapan PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI), Desa Bungku, Bajubang, Batanghari, Jambi, Selasa (11/4). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

tirto.id - Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo mengatakan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) layak menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan perhutanan sosial.

"Ketika kami sampai di Sumbar, saya melihat hutan provinsi ini masih terjaga," katanya saat kunjungan kerja ke Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari Sungai Buluh, Kecamatam Batang Anai, Kabupaten Padangpariman Sumbar, Minggu (30/7/2017), seperti dikutip Antara.

Terjaganya hutan nasional itu menurutnya karena pengelolaan diserahkan kepada masyarakat setempat. Menurutnya, dengan pengelolaan kepada masyarakat maka pengawasan terhadap hutan akan lebih maksimal daripada diserahkan ke perusahaan.

"Selama ini pengelolaan hutan diserahkan kepada perusahaan namun sering ditemukan permasalahan dengan masyarakat," ujarnya.

Karena itu pihaknya mendukung pengelolaan hutan diserahkan kepada masyarakat untuk digunakan sebagai lahan perkebunan sambil menjaga kelestarian hutan. "Dan juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat," kata dia.

Seperti masyarakat Nagari Sungai Buluh yang memanfaatkan hutan lindung sebagai mata pencaharian serta menjaga hutan dari perilaku oknum tidak bertanggungjawab.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Hendri Oktavia menyebutkan 54 persen wilayah Sumbar merupakan kawasan hutan yang didominasi oleh hutan lindung, konservasi, dan produksi.

Sebanyak 30 persen dari luas hutan tersebut pengelolaannya akan diserahkan kepada masyarakat untuk dijaga dan dikelola masyarakat.

"Pengelolaan hutan tanpa melibatkan peran masyarakat maka penjagaan hutan akan terkedala karena meraka yang dekat dengan hutan," lanjut dia.

Sekretaris Lembaga Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari Sungai Buluh, Hasan Basri mengemukakan hutan di daerah itu digunakan masyarakat setempat sebagai perkerbunan, pertenakan, dan ekowisata.

"Ada beberapa jenis pekerbunan warga di antaranya karet dan garu," katanya.

Selain itu juga terdapat objek wisata air terjun Sarasah dan rumah pohon yang menyuguhkan pemandangan alam. "Bandara Internasional Minangkabau dan kota Padang terlihat dari sana," tambahnya.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN HUTAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra