tirto.id - Pejuang Aksi Kamisan Maria Catarina Sumarsih menilai debat calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) yang akan berlangsung nanti malam, hanya tak berpengaruh terhadap penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Adanya debat atau tidak adapun, tidak ada pengaruhnya sama sekali," ujarnya ketika ditemui di depan istana Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019).
Terkecuali menurutnya, jika kedua pasangan calon tersebut sama-sama memiliki niat politik untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia.
Ia pun tidak berharap lebih kepada kedua kandidat tersebut. Sebab dalam pandangan, keduanya memiliki latar belakang yang kurang elok dalam konteks HAM.
Jokowi menurut Sumarsih adalah pelindung bagi mereka yang terduga melakukan pelanggaran ham berat. Contohnya, ketika Jokowi mengangkat Wiranto sebagai Menkopolhukam sementara ia adalah sosok yang bertanggung jawab dalam kasus penembakan mahasiswa 1998.
Sementara Prabowo, menurut Sumarsih adalah sosok yang juga melanggar kasus HAM berat "Bagaimana Indonesia ini demokrasinya bisa bermakna memanusiakan manusia. Kalau pemimpin negaranya orang yang tidak setia pada konstitusi dan uud 45," ujarnya lagi.
Meski demikian, siapapun yang terpilih nanti sebagai kepala negara. Sumarsih merasa berhak untuk tetap menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.
"Kami sebagai warga negara sekaligus korban pelanggaran HAM berat. Akan menuntut penyelesaian kasus sesuai dengan UUD," tandasnya.
Debat ini dimoderatori oleh Ira Koesno dan Imam Priyono.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH