tirto.id - Keterangan pada bio akun Twitter/X Sudirman Said terdiri atas tiga kata saja: Warga negara biasa. Sekilas, keterangan itu wajar-wajar belaka, sangat umum, “tidak bermasalah”.
Namun, mengingat sederet prestasi dan pengalaman yang dimiliki eks Menteri ESDM ini, jelas, predikat warga negara biasa terkesan diterapkan untuk mencari gampangnya saja. Bukti bahwa seorang Sudirman Said sukar disimpulkan dalam dua-tiga atribusi.
Sudirman Said lahir di Brebes, 6 April 1963. Belakangan, namanya kembali sering disebut orang lantaran masuk dalam bursa bakal calon Gubernur Jakarta. Dalam hal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Sudirman Said jauh dari kesan mentah. Ia pernah melenggang dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2018, dan kalah.
Kekalahan dalam Pilkada Jawa Tengah tidak mereduksi satu pun capaian Sudirman Said. Partisipasinya dalam kontestasi tersebut hanya menambah gelar baru, yakni politisi, setelah orang terbiasa melabelinya dengan sebutan aktivis, profesional, pejabat, dan pengajar.
Sudirman menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1990), kemudian mengambil program Magister Administrasi Bisnis di Universitas George Washington, Washington DC, Amerika (1994).
Sebagai aktivis, Sudirman Said dikenal sebagai Pendiri sekaligus Ketua Badan Pelaksana Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), bersama Erry Riyana Hardjapamekas, Kuntoro Mangkusubroto, dan Sri Mulyani. Kelak, lembaga inilah yang mendorong negara agar membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di bidang akademik, Sudirman pernah menjadi Penanggung Jawab Sementara Rektor Universitas Paramadina, Jakarta. Dirinya juga mendirikan Institut Harkat Negeri (IHN), lembaga non-profit yang fokus pada pengembangan kepemimpinan.
Pasca peristiwa Tsunami Aceh tahun 2004 silam, Sudirman dipercaya sebagai Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Unggahannya di X pada 26 Mei silam menunjukkan bahwa hubungannya dengan warga Tanah Rencong masih terawat baik sampai sekarang.
Tahun 2022, Sudirman dinobatkan sebagai salah seorang Tokoh Inspiratif Jawa Tengah. Kombinasi antara kiprah Sudirman di bidang antirasuah dan latar belakang akademiknya di bidang Administrasi Bisnis membuatnya dipercaya mengelola sejumlah perusahaan besar, baik swasta maupun milik negara, di bidang pertambangan, energi, minyak dan gas, senjata, hingga transportasi.
Ya, Sudirman pernah menjabat sebagai Staf Ahli Direktur Utama dan Senior Vice President Integrated Supply Chain PT Pertamina (2008-2009), Wakil Presiden Direktur PT Petrosea Tbk. (2009-2014) dan Direktur Utama PT Pindad (Persero) pada tahun 2014.
Belakangan, namanya tercatat sebagai Komisaris Utama PT Food Station (2020-2022) dan Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta (2022).
Dengan rekam jejak yang sedemikian panjang, sekali lagi, keterangan warga negara biasa pada akun X @sudirmansaid boleh jadi justru malah “keterlaluan”. Namun begitulah ciri orang yang telah selesai dengan dirinya, ia tetap membumi sekalipun capaian demi capaiannya sukar ditandingi orang lain.
Masuk dalam bursa bakal calon Gubernur Jakarta, sosok Sudirman Said, yang kini lebih sering dipanggil dengan panggilan Pak Dirman, lebih dari pantas, bukan?
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis