Menuju konten utama

Studi: Di AS, Perokok Sulit Mendapat Pekerjaan dan Diupah Ke

engungkapkan fakta bahwa perokok memiliki peluang lebih kecil untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh upah yang lebih sedikit dibandingkan yang bukan perokok di Amerika Serikat (AS).

Studi: Di AS, Perokok Sulit Mendapat Pekerjaan dan Diupah Ke
Petugas bea dan cukai mengeluarkan batang rokok untuk dimusnahkan di kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai (kppbc) tipe madya pabean a, pasuruan, jawa timur, selasa (6/10). antara foto/moch asim/aww/15.

tirto.id - Asisten Profesor di Stanford University Judith Prochaska dalam satu studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA International Medicine pada Senin, (11/4/2016), mengungkapkan fakta bahwa perokok memiliki peluang lebih kecil untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh upah yang lebih sedikit dibandingkan yang bukan perokok di Amerika Serikat (AS).

"Dan studi kami di sini memberi pandangan yang mendalam mengenai bahaya finansial dari merokok, baik dalam hak keberhasilan untuk memperoleh pekerjaan kembali maupun upah yang lebih rendah," katanya Prochaska, seperti dikutip kantor berita Antara, Selasa, (12/4/2016).

Di dalam studi tersebut, Prochaska dan timnya meneliti 131 perokok yang menganggur dan 120 orang yang bukan perokok dan menganggur pada awal studi. Perkembangan mereka diikuti sampai enam hingga 12 bulan kemudian.

Selama 12 bulan, hanya 27 persen perokok mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan 56 persen orang yang bukan perokok. Dan di antara mereka yang mendapatkan pekerjaan dalam 12 bulan, perokok memperoleh penghasilan rata-rata lima dolar lebih sedikit dibandingkan dengan bukan perokok.

“Perokok secara rata-rata lebih muda, berpendidikan lebih rendah dan berada dalam kondisi kesehatan yang lebih jelek dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan perbedaan semacam itu mungkin mempengaruhi kemampuan pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan,” kata Prochaska.

Setelah memantau variabel tersebut dan yang lainnya, mereka mendapati perokok masih menghadapi ketidakberuntungan yang besar.

Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa angka perokok yang memperoleh pekerjaan kembali ialah 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok setelah 12 bulan.

"Kami mendapati bahwa perokok menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang bukan perokok," kata Prochaska.

Berbagai studi sebelumnya telah memperlihatkan hubungan antara merokok dan pengangguran di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, tidak jelas apakah merokok adalah penyebab atau akibat dari pengangguran. (ANT)

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora